"Karena November kami sudah mesti memulai pekerjaan perluasan apron," ujar Awaluddin.
Merdeka.com, Banyuwangi - Rencana pengelolaan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, oleh BUMN PT Angkasa Pura II (Persero) terus dimatangkan. Semua aspek teknis serah terima operasi dari Kementerian Perhubungan ke AP II diharapkan rampung Oktober 2017.
Itulah hasil pertemuan koordinasi antara Pemkab Banyuwangi dan AP II di Jakarta, Rabu (20/9), yang dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Dirut AP II M Awaluddin.
Hal pertama yang disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam rapat tersebut adalah pengelolaan sumberdaya manusia (SDM). Anas ingin agar pihak AP II tetap melibatkan seluruh SDM yang telah ada.
"SDM yang ada, baik PNS Kemenhub maupun non-PNS, terbukti berhasil membawa Bandara Banyuwangi berkembang sepesat ini. Saya berharap AP II mengakomodasinya, termasuk yang non-PNS seperti petugas kebersihan," ujar Anas.
Dirut AP II Awaluddin sependapat dengan usul Bupati Anas. "Ini sesuai rencana kami semula. SDM yang lama akan tetap kami pertahankan. Untuk PNS, ada opsi beberapa tahun bertugas, biasanya nanti mereka akan memilih. Ada pertimbangan faktor keluarga dan sebagainya. Pengalaman kami di bandara-bandara lain yang dulu dikelola Kemenhub lalu diserahkan ke kami seperti itu," ujar Awaluddin.
Dia menambahkan, saat ini Kemenhub, Pemkab Banyuwangi, dan AP II mengebut inventarisasi aset dan aspek teknis lainnya yang ditargetkan rampung Oktober 2017. "Untuk aset Kemenhub, mekanismenya sudah jelas sesuai arahan Bapak Menteri Perhubungan, yaitu skema penyertaan modal negara (PMN) ke AP II. Untuk aset pemerintah daerah, dimatangkan opsi-opsinya, kemungkinan sewa yang mengacu ke regulasi Kementerian Keiangan," jelasnya.
Bulan Oktober pula, kata Awaluddin, serah terima operasi dari Kemenhub ke AP II ditargetkan sudah dilakukan.
"Semua teknis penyerahan aset dan kerja sama harus selesai Oktober, karena November kami sudah mesti memulai pekerjaan perluasan apron. Ini sudah dirapatkan oleh Menko Maritim Pak Luhut, Menhub, dan Menteri BUMN, termasuk dihadiri Gubernur BI, bahwa Banyuwangi menjadi bandara pendukung acara IMF - World Bank Annual Meeting di Bali. Karena bandara di Bali pasti tidak akan cukup, maka sebagian pesawat dan private jet menteri-menteri keuangan sedunia dialihkan ke Banyuwangi. Bahkan kemarin Menteri BUMN usul kalau bisa rombongan yang mendarat di Banyuwangi bisa diajak naik cruise menuju Benoa, Bali," ujarnya.
Dia lalu merinci sejumlah pekerjaan yang akan digarap AP II di Banyuwangi. Mulai perluasan apron, perpanjangan dan penebalan landasan, hingga pengembangan terminal. Total dana yang disiapkan AP II berkisar Rp 300 miliar.
"Kami ingin menaikkan trafik bandara Banyuwangi. Untuk konsep terminal hijau pasti kami pertahankan, termasuk kami setuju aturan Bupati Banyuwangi bahwa tidak boleh ada bangunan baru di sekitar bandara, karena landscape sawah yang jadi unggulan mengingat posisi Banyuwangi sebagai destinasi wisata," kata Awaludin.