Ribuan penari gandrung jenjang SD hingga SMA seluruh kecamatan di Banyuwangi, secara serentak menyanyikan gending dari sajak Seblang Lukinto.
Merdeka.com, Banyuwangi - Hari ini pesisir Pantai Boom kembali dipadati masyarakat. Pasalnya pukul 14.00 WIB akan kembali digelar pertunjukan tari kolosal Gandrung Sewu. Mengangkat tema ‘Seblang Lukinto’, sekitar 1.300 penari Gandrung akan menyajikan tari teaterikal dengan formasi khusus.
Seblang Lukinto merupakan sebuah sajak yang berarti 'rencana yang dirahasiakan selamanya'. Sajak tersebut mengisahkan perjuangan rakyat Blambangan melawan penjajah Belanda pada masa 1776-1810.
“Seblang Lukinto ini kelanjutan dari kisah (Gandrung Sewu 'Podo Nonton') tahun lalu. Bila tahun lalu mengisahkan kekalahan prajurit Blambangan, namun tahun ini berbeda. Tema ini akan mengisahkan kebangkitan sisa-sisa prajurit Rempeg Jogopati untuk kembali mengangkat senjata melawan penjajah,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bramuda, Sabtu (17/9). .
Untuk mengumpulkan kembali pasukan yang terpencar tersebut, orang-orang yang merupakan bekas prajurit Rempeg Jogopati membentuk kelompok seni. Mereka menyanyikan tembang Seblang Lukinto secara berkeliling. Saat itulah momen ketika mereka mengumpulkan kembali rekan-rekan seperjuangannya.
Agar tak dikenali oleh mata-mata yang saat itu sengaja disebar VOC, mereka pun menggunakan tembang Seblang Lukinto yang syairnya berisi ajakan untuk melawan kembali. Tembang ini akhirnya menjad semacam kode rahasia antar pejuang untuk bergerak kembali.
Dalam gladi bersih menuju acara digelar pada Jumat (16/9), ribuan penari gandrung yang diikuti oleh perwakilan penari Gandrung dari jenjang SD hingga SMA seluruh kecamatan di Banyuwangi, secara serentak menyanyikan gending dari sajak Seblang Lukinto. Hal tersebut sebagai wujud perintah untuk mulai bersatu melawan penjajah dan menyembunyikan para prajurit di tengah kerumunan para penari.
Gandrung Sewu kali ini mempertontonkan berbagai formasi tarian. Seperti halnya gambaran ombak sebagai ciri khas pesisir Blambangan. Serta formasi bunga teratai dari ratusan penari yang membundar di berbagai titik.