"Kali ini suguhan fragmen dan treatrikalnya hanya 20 persen, selebihnya banyak mengeksplorasi sisi koreografinya," ujar Bramuda.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sebanyak 1.314 Penari Gandrung bersiap meramaikan pertunjukan kolosal Gandrung Sewu di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur. Event budaya yang digelar tiap tahun dalam rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) merupakan kali kelima digelar. Gandrung Sewu di tahun ini mengambil tema "Seblang Lukinto" yang mengisahkan perjuangan rakyat Blambangan melawan Belanda di Tahun 1776 hingga 1810.
Tema ini merupakan kelanjutan Gandrung Sewu tahun lalu yang mengangkat tema "Podo Nonton" yang menceritakan kisah Rempeg Jogopati memimpin perjuangan melawan VOC hingga titik darah penghabisan.
Menurut Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY. Bramuda, pertunjukan Gandrung Sewu tahun inilebih sulit dibanding tahun sebelumnya. Karena pertunjukan bertema Seblang Lukinto lebih dominan dengan permainan gerak tari dan formasi gandrung.
"Kali ini suguhan fragmen dan treatrikalnya hanya 20 persen, selebihnya banyak mengeksplorasi sisi koreografinya. Sehingga diperlukan kekompakan dan gerakan tari yang sama agar penampilan penari lebih bagus," kata Bramuda, Sabtu (17/9).
Selain menampilkan aksi koreografi yang lebih banyak, Festival Gandrung Sewu ini juga berlatar belakang Selat Bali yang indah. Agar tampil dahsyat, Jumat (16/8) kemarin para penari terlebih dulu melakukan gladi bersih di Pantai Boom, latihan ini dimulai pukul 15.00 WIB.
"Gladi bersih ini menjadi latihan pamungkas para talent sebelum tampil sore ini. Gladi bersih ini harus dilakukan seolah-olah sudah tampil sungguhan," kata Bramuda.