Soal yang dibagikan tidak memakai kertas, tapi sudah lewat internet.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi telah menjadi kota digital society. Dengan menggelar Olimpiade MIPA, Bumi Belambangan mendidik generasi siap di era teknologi
Nadia, satu di antara 1.200 siswa sekolah dasar (SD), peserta Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) siap menjadi generasi 'melek' teknologi di Banyuwangi, Jawa Timur. Di lomba berbasis teknologi informasi (IT) yang digelar di Pendopo Sabha Swagata, Selasa (15/3) itu, siswi SD Negeri 1 Purwoharjo cukup santai.
Seperti ribuan peserta lainnya, Nadia begitu antusias mengisi soal jawaban dengan komputer jinjingnya atau lebih dikenal dengan laptop. "Saya senang sekali bisa ikut Olimpiade MIPA ini. Apalagi, soalnya dikerjakan pakai laptop. Lebih asyik ketimbang ngisi pakai kertas," katanya.
Jari-jari lentik Nadia, juga begitu ribuan pelajar SD kelas 3, 4 dan 5 lainnya, menari-nari di atas keybord laptop mereka. Tangan-tangan mungil mereka, cekatan menekan tombol huruf sesuai password yang diberikan panitia untuk mendownload semua lembar jawaban yang akan dikerjakan.
Di tengah aktivitasnya sembari menunggu proses downlaod 50 soal sains tersebut, mereka sesekali bercanda, satu dengan yang lain. Suasana akrab dan santai sangat terasa. Tanpa ketegangan menghadapi soal yang akan mereka jawab.
Menurut Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, sejak 2013 pihaknya telah menggelar lomba serupa: Olimpiade sains berbasis IT untuk pelajar SD. "Ini kegiatan rutin yang digelar Pemkab Banyuwangi," kata Yusuf saat membuka acara.
Sejak bertransformasi menjadi kota digital dengan pemasangan 1.200 wifi di berbagai lokasi, anak-anak semakin terbiasa dengan pemanfaatan IT. "Lewat acara ini kami ingin IT ini juga dibiasakan dalam dunia pendidikan," katanya antusias.
Lewat lomba ini, masih kata Yusuf, para siswa diharapkan tidak hanya cerdas dalam akademis, tapi juga trampil di bidang IT. "Siswa sekarang beruntung hidup di zaman pesatnya perkembangan teknologi informasi yang bisa memberi kemudahan di banyak hal. Oleh karenanya murid-murid harus rajin berlatih dengan tetap didampingi guru dan orang tua," pesannya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono mengatakan, pemanfaatan IT untuk olimpiade telah meningkatkan minat anak dalam bidang pelajaran MIPA. Ini terrbukti, sepanjang pelaksanaan Olimpiade MIPA yang sudah kali keempatnya ini, siswa yang berminat menjadi peserta terus bertambah.
"Padahal biasanya mata pelajaran MIPA menjadi pelajaran yang tidak terlalu disukai siswa. Tahun lalu pesertanya hanya ratusan, tahun ini mencapai seribu lebih, ini pun sudah dibatasi kalau tidak bisa mencapai 10 ribu orang," ucap Sulih.
Setiap anak mengerjakan 50 soal yang diacak, dengan waktu yang hanya dibatasi 60 menit. "Karena soalnya diacak jadi mereka tidak bisa saling mencontek, ini juga untuk melatih kemandirian dan kejujuran siswa," tandasnya.