Pembangunan pabrik PT INKA di Banyuwangi akan dimulai pada Agustus 2018.
Merdeka.com, Banyuwangi - PT Industri Kereta Api (PT INKA) memastikan, pabrik produksi kereta api yang akan di bangun di Kabupaten Banyuwangi mulai Bulan Agustus 2018 mendatang bisa menyerap tenaga kerja lokal terampil hingga 1.000 orang. PT Inka membangun Industri di Banyuwangi untuk memproduksi kereta api yang akan memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
Direktur Keuangan dan SDM PT INKA, Mohamad Nur Sodiq menjelaskan untuk menyiapkan tenaga terampil sesuai yang dibutuhkan, pihaknya pada Juli 2018 mendatang, akan menggandeng minimal tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Banyuwangi untuk dilatih keterampilan siap kerja.
"Penyerapan tenaga kerja kami akan melibatkan anak-anak SMK. Bulan Juli akan melakukan kerjasama dengan Dispendik, untuk menyiapkan dua sampai tiga SMK," jelas Sodiq saat berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi, Senin (7/5).
Industri kereta api di Banyuwangi dibangun untuk membantu produksi PT INKA yang ada di Kabupaten Madiun. "Sementara bisa menyerap kurang lebih 1.000 tenaga kerja. Pabrik kami di Madiun berkapasitas produksi 2 gerbong kereta per hari. Ditambah pabrik Banyuwangi, kami targetkan bisa 4 kereta per hari untuk memenuhi pesanan ekspor," katanya.
Sodiq mengatakan, produksi kereta api diproyeksikan bisa dimulai pada Agustus 2019. PT INKA akan membangun di lahan milik PTPN XII di Kecamatan Kalipuro dengan luasan 72 hektare.
"Produksi terbatas bisa kami lakukan di akhir tahun 2019. Pabrik di Banyuwangi dibangun untuk membuat kebutuhan ekspor, karena di sini dekat dengan pelabuhan yang bisa lebih cepat untuk proses pengiriman," ujar Sodiq.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap industri kereta api yang akan dibangun bisa menggerakkan sektor ekonomi domestik strategis sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo. Anas meminta minimal PT INKA bisa menyerap tenaga kerja lokal minimal hingga 60-70 persen.
"Saya harap serapan tenaga kerja dari Banyuwangi bisa sampai 70 persen, tapi karena industri ini butuh skill tidak mungkin dipaksakan semua orang Banyuwangi, kalau bisa minimal 60 persen sudah bagus," kata Anas.
Anas juga meminta agar pabrik dibangun dengan arsitektur lokal khas Using, sehingga bisa menjadi daya tarik untuk mendukung sektor pariwisata. "Prinsip kita akan support, kami nitip dalam segi tata ruang agar desain arsitektur bangunannya disesuaikan dengan muatan lokal rumah Using, khas Banyuwangi," ujar Anas.