"Tarian tadi berlangsung selama 10 menit di kedalaman 6-8 meter. Penarinya penyelam profesional yang sudah punya lisensi".
Merdeka.com, Banyuwangi - Festival Banyuwangi Underwater dimeriahkan dengan tarian gandrung di bawah laut dan pengamatan ikan nemo selama 48 jam di zona konservasi terumbu karang di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Atraksi tersebut dilakukan untuk mengkampanyekan kelestarian laut, sekaligus meraih rekor MURI.
Ketua kelompok nelayan samudra bakti Bangsring Underwater, Ikhwan Arief menyampaikan, total ada 12 penari gandrung, yaitu 8 orang pemegang bendera, 5 orang penabuh musik bawah laut dan 5 orang tim evakuasi.
"Tarian tadi berlangsung selama 10 menit di kedalaman 6-8 meter. Penarinya penyelam profesional yang sudah punya lisensi, mereka dari mahasiswa Brawijaya," ujarnya, Rabu (4/4).
Para penari gandrung bawah laut membawa perlengkapan tabung oksigen. Mereka menari di atas pentas dari anyaman bambu yang di susun di zona penyangga konservasi yang tidak ada terumbu karang.
Selain tarian gandrung, nelayan Bangsring juga menggelar pengamatan ikan nemo bekerjasama dengan Universitas Brawijaya, Malang.
"Ada 50 pengamat, setiap 30 menit akan didokumentasikan aktivitasnya seperti apa, hasilnya akan diberikan ke Brawijaya sebagai bahan edukasi," jelasnya.
Ikan nemo kata Ikhwan, menjadi indikator keberhasilan upaya konservasi transplantasi terumbu karang. Para nelayan Bangsring sudah menjaga dan menanam terumbu karang selama 10 tahun terakhir. Sebelumnya, para nelayan merupakan pelaku pengeboman ikan dan potasium sejak tahun 1970-an.
"Saat terumbu karang rusak, ikan nemo tidak ada. Dan sekarang sudah ada 9 rumah nemo (anemon) yang bisa melindungi nemo dari serangan luar," kata dia.
Sebelumnya, kata Ikhwan, nelayan Bangsring juga pernah mencatat rekor MURI pada 2016. Sebanyak 56 nelayan berhasil menyelam selama 28 jam yang digelar selama dua hari. Para nelayan ini secara bergantian melakukan penyelaman selama 30 menit.
"Tahun lalu sudah dapat. Kali ini ada dua yang kami ajukan untuk rekor MURI," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival Underwater diharapkan menjadi sarana edukasi untuk mengkampanyekan kelestarian laut.
"Festival ini menjadi sarana agar laut menjadi masa depan kita. Ini cara kreatif nelayan untuk turut serta membantu mengenalkan daerahnya," katanya.