1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ketika ibu-ibu pedagang Wongsorejo rela libur demi nonton ITdBI

"Lapak saya ada di dalam, saya kunci. Sementara enggak jualan dulu, pengen nonton ini," kata Nur.

Ibu-ibu saat menonton ITdBI . ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 27 September 2017 11:40

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) berlangsung mulai hari ini, Rabu (27/9). Pada etape pertama ini, 95 pebalab yang berasal dari 29 negara memulai jalur start di Pasar Wongsorejo dan finis di Kantor Pemkab Banyuwangi dengan jarak tempuh 137,7 kilometer.

Saat puluhan pebalap memasuki kawasan Pasar Wongsorejo bersiap di jalur start, ibu-ibu pedagang Pasar Wongsorejo terlihat bersemangat menyaksikan pagelaran ITdBI. Mulai dari pedagang sayur, daging dan rempah-rempah ditinggal di bedaknya masing-masing.

"Lapak saya ada di dalam, saya kunci. Sementara enggak jualan dulu, pengen nonton ini. Jualan sayur saya biar dulu, kan ini cuma setahun sekali dan mumpung di sini," ujar Nur Lailiyah salah satu pedagang yang antusias menonton.

Jalur start ITdBI 2017, memang tepat berada di depan pasar tradisional Wongsorejo. Nur Lailiyah, juga datang bergerombol bersama pedagang lainnya.

"Saya senang Pasar Wongsorejo bisa jadi tempat pertama untuk start acara ini. Jadi semakin bersih karena seminggu sebelum acara sudah dibersihkan. Saya penasaran pengen liat pebalap bule-bulenya," ujar Sutarti pedagang daging ayam yang juga sengaja meninggalkan bedaknya.

Meski jualan mereka ditinggal, saat para bepalap sudah melintas dan meninggalkan Pasar Wongsorejo, para pedagang ini akan melanjutkan jualannya di pasar. "Ya nanti kalau sudah berangkat pebalapnya, saya jualan lagi," ujarnya.

Tidak hanya para pedagang, ratusan anak-anak setingkat TK sampai SD asal Kecamatan Wongsorejo juga dikerahkan. Anak-anak ini berdiri di sepanjang jalur start sambil terus melambaikan bendera merah putih dengan ceria.

Sementara itu, Chairman ITDBI, Guntur Priambodo, menjelaskan pada etape pertama ini akan menjadi rute pemanasan untuk pebalap. Dari situ, lintasan yang disuguhkan tidak terlalu berat, juga tidak terlalu ringan.

"Rutenya didominasi jalur landai, flat. Hanya ada satu tanjakan yang lumayan menantang di daerah Pakel Kecamatan Licin. Selebihnya semua rute mudah untuk dilalui," ujar Guntur.

Usai berangkat dari Pasar Wongsorejo, pebalap akan menyusuri pinggir pantai Selat Bali, pemandangan persawahan, perkebunan, sampai perkotaan. Mulai dari pantai Bangsring Underwater, Watu Dodol, Pelabuhan Ketapang, kemudian menuju jalur lingkar yang menembuh Patung Kuda wilayah Kota Banyuwangi.

"Pembalap akan terus memancal sepeda menuju arah selatan Banyuwangi menuju Kecamatan Blimbingsari hingga tembus Gladag, Singojuruh, Rogojampi, Labanasem, Pakel, Licin, Glagah lalu turun menuju titik finish Kantor Bupati Banyuwangi," katanya.

"Di perbukitan Pakel Kecamatan Licin pembalap akan disuguhkan pemandangan indah Banyuwangi dari ketinggian, akan terlihat sawah dan laut pembalap pasti akan terkesan," ujar Guntur.

Para pembalap ini juga akan melewati obyek wisata bahari Bangsring Underwater. Lokasi ini dikenal sebagai kawasan konservasi terumbu karang yang telah mengantarkan pengelolanya mendapatkan Piala Kalpataru dari Presiden Jokowi bulan Agustus lalu.

Guntur menambahkan, di etape ini pembalap akan menghadapi tiga titik sprint. Yang pertama di KM 19,8 di daerah Ketapang, lalu KM 36,9 di Pakis, dan KM 83,8 di wilayah Gendoh. Selain itu akan ada satu titik KOM di KM 115,3 di Pakel, Kecamatan Licin.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA