1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Menteri BUMN berharap lahan pertanian Banyuwangi tidak berkurang

"Lahan pertanian jangan sampai berkurang. Potensi pertanian padi maupun kopi di Banyuwangi sangat baik," kata Rini.

Menteri BUMN Rini Soemarno. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Jum'at, 06 April 2018 15:52

Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berharap lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tidak berkurang. Pasalnya Banyuwangi memiliki lahan pertanian yang subur dengan irigasi yang sudah tertata.

Rini menyampaikan harapan itu di depan ratusan petani padi dan kopi Banyuwangi, yang merupakan nasabah kredit usaha rakyat (KUR) Bank Negara Indonesia (BNI), dalam pertemuan di Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jumat (6/4).

"Lahan pertanian jangan sampai berkurang. Potensi pertanian padi maupun kopi di Banyuwangi sangat baik," kata Rini.

Per hektare produksi padi di Banyuwangi 7 sampai 7,5 ton sekali panen. Kadar airnya juga kecil, hanya 22,1 persen. Rini mengatakan tidak banyak daerah yang memiliki lahan pertanian seperti di Banyuwangi.

Dia juga mengatakan BUMN terus bersinergi berupaya membantu petani untuk lebih berkembang. Salah satunya program serap gabah PT Pertani dan KUR BNI kepada petani.

Petani bisa mendapatkan KUR dari BNI maksimal Rp 9 juta per hektare, dengan bunga 7 persen per bulan. Pinjaman itu harus dilunasi setelah panen, sementara hasil panen disarankan dijual ke PT Pertani dengan harga sekitar Rp 4.200 per kilogram gabah kering panen (GKP).

Petani yang telah ambil KUR tetapi ingin menjual hasil panen ke pihak lain juga diperbolehkan, asal tetap melunasi KUR yang mereka pinjam.

Dengan program itu Rini mengatakan ketergantungan petani kepada tengkulak akan berkurang. Pasalnya biaya bibit, pupuk, dan kebutuhan sehari-hari petani bisa dipenuhi dengan pinjaman dari BNI.

Rini berpesan agar para petani terus bersemangat menanam, merawat, dan memanen padi masing-masing.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya terus berupaya melindungi lahan-lahan pertanian. Caranya dengan mengontrol izin mendirikan bangunan, tidak diberikan di lahan pertanian produktif atau di lahan yang membuat rusak tata kota.

"Dengan upaya itu Banyuwangi setiap tahun berhasil meraih surplus beras rata-rata 360 ribu ton," kata Anas.

Dia mengatakan komitmen Banyuwangi untuk menjaga lahan pertanian sangat tinggi. Hal itu untuk menjaga agar 65 ribu hektare sawah padi produktif di Banyuwangi terus ada.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pertanian
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA