1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Mitos rumah kuno bupati ke lima Banyuwangi KRT Pringgokusumo

Ukiran di atas pintu mulai awal tidak ada yang berani mengubah, apalagi menghilangkan.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 11 April 2016 16:52

Merdeka.com, Banyuwangi - Rumah bupati ke lima Banyuwangi, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Pringgokusumo periode 1867-1881, sampai sekarang masih ditempati cicitnya. Lokasinya ada di Dusun Sritanjung, Kelurahan Temenggungan.

Meski sudah ada perubahan akibat renovasi, beberapa bagian seperti ruang utama dan dapur masih tetap sama. Daun pintu dan jendela juga masih utuh. Beberapa perabot seperti meja makan, kursi dan meja untuk tempat sesaji leluhurnya tersebut juga masih ada.

Rumah KRT Pringgokusumo, anak dari Prabu Tawangalun, Raja Blambangan ini kondisinya kurang terawat. Temboknya sudah kusam, bagian celah jendela, pintu dan angin-angin juga terlihat berdebu.

"Plafon ini sempat ambrol, akhirnya saya ganti sama gedek (anyaman bambu). Aslinya kayak di depan itu, sama yang ada di dapur, dari papan sirap kayu (kayu yang dibilah lebar)," ujar Bambang Soemartono, cicit dari KRT Pringgokusumo kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat (8/4).

Bambang menjelaskan, ukiran di atas pintu mulai awal tidak ada yang berani mengubah, apalagi menghilangkan, meskipun tidak tahu sebab pastinya. Dia mengatakan ukiran tersebut memiliki kekuatan spiritual.

"Ukiran di atas pintu itu asli, kalau ukiran di daun pintunya belum lama dibuat," kata pria berusia 62 tahun ini. Bambang merupakan anak ke-13 dari Raden Mohamad Tisno (RMT) Pringgohadikoesoemo, cucu KRT Pringgokusumo.

Papan nama yang disematkan di samping pintu rumah bersejarah ini menggunakan nama RMT Pringgohadikoesoemo. Sedangkan papan nama milik KRT Pringgokusumo sendiri sudah ditaruh di museum. "Selain papan nama, ada juga bajunya beliau yang ditaruh di museum," terang Bambang.

Rumah kuno ini memiliki dua kamar dan satu ruangan dapur di bagian samping. Ruang utamanya kurang lebih hanya selebar 4 x 6 meter. Begitu pula dengan dapurnya. "Kalau lantai aslinya masih batu merah, seperti di bagian dapur. Kalau pintunya masih pakai pasak besi dan kayu," ujarnya.

Daun jendela dan pintunya sendiri ada yang dua lapis. Lapisan bagian dalam seperti daun pintu dan jendela pada umumnya, sedangkan lapisan ke dua terdapat krepyaknya. "Krepyak itu untuk mengintai musuh, dan memastikan siapa yang datang. Jadi menurut cerita, kalau ada musuh lewat bisa ditembak dari celah krepyak ini," tutur Bambang sambil mempraktikkan membuka dan menutup krepyak.

Rumah bekas Bupati Banyuwangi ke lima ini kurang lebih sudah berusia 150 tahun lebih. KRT Pringgokusumo sendiri menjabat pada tahun 1867-1881.

 

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Sejarah
  3. Wisata Sejarah
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA