"Kalau boleh saya katakan bahwa ritual adat Seblang Olehsari ini merupakan salah satu trademarknya Banyuwangi yang akan selalu dinantikan".
Merdeka.com, Banyuwangi - Menghabiskan masa libur lebarannya di kampung halamannya Banyuwangi, Menteri Pariwisata Arief Yahya menghadiri sejumlah tradisi dan budaya Banyuwangi saat Lebaran. Setelah sehari sebelumnya datang di ritual Barong Ider Bumi, kini Menpar bersama keluarganya terlihat asyik menonton Seblang Olehsari di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Senin (18/6).
Sore tadi, Arief nampak berbaur dengan warga di pinggir panggung bundar Seblang. Arief juga terlihat sabar menunggu momen di mana penari Seblang mengalami trance untuk selanjutnya melakukan ritual tahunan warga Desa Olehsari ini.
Menpar mengatakan, Seblang bisa menjadi trademark lain kesenian Banyuwangi selain Gandrung. Mengingat kekhasan tari Seblang yang salah aatunya penarinya menggunakan mahkota dari untaian daun pisang dan aneka bunga, yang biasa disebut Omprok.
"Kalau boleh saya katakan bahwa ritual adat Seblang Olehsari ini merupakan salah satu trademarknya Banyuwangi yang akan selalu dinantikan setiap tahunnya. Hari ini saya ke Olehsari khusus untuk mengikuti ritual ini dan menunjukkannya pada anak-anak saya," kata Arief.
Tradisi Seblang yang digelar setiap awal bulan Syawal ini dipercaya bisa menghilangkan mara bahaya dan pagebluk. Kali ini Seblang telah dimulai sejak hari ini, Senin (18/6).
Seblang adalah ritual menari dalam kondisi trance (kerasukan). Penarinya harus gadis muda, seorang perempuan yang ditunjuk leluhur melalui mediasi makhluk halus. Gadis yang telah 'ditunjuk' ini akan menari-nari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi. Seblang akan menari-nari dengan mata tertutup selama 7 hari berturut-turut, yang biasanya dimulai pukul 14.00 hingga menjelang Maghrib.
Untuk tahun ini, sang penari Seblang adalah Susi Susanti (17) warga setempat. Bocah tersebut melakoni peran Seblang selama dua tahun berturut-turut.
Ketua adat Desa Olehsari Ansori (52) mengatakan Ritual Seblang diawali dengan selamatan di empat titik, dua di antaranya makam sesepuh desa setempat, Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili. Ritual Puncak adalah menggiring penari ke arena Seblang, letaknya di pusat desa.
Setelah sang pawang mempersembahkan sesaji, sang penari mulai kesurupan. Dengan alunan gamelan khas, penari menari berkeliling arena berbentuk bulat. Dua orang pengiring ikut mendampingi penari. Selama menari, puluhan gending khusus berbahasa Using dilantunkan oleh para ibu-ibu.
"Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an," kata Ansori.
Ansori menjelaskan, Seblang berarti menghilangkan pengaruh buruk. Karena itu gaya tarian ini membuang tangan ke kanan atau ke kiri.
"Seblang ini kalau ikut bahasa Using singkatan dari Sebele Ilang (hilang sialnya-red). Jadi, biar semua hal yang tidak menyenangkan seperti penyakit dan bala-bala lain yang tidak menyenangkan ini hilang, dan berharap kemakmuran," ujar Anshori.
Penari Seblang, kata Anshori harus turun temurun. Susi adalah generasi ke 29 di mana penarinya sama dengan tahun sebelumnya.
Di akhir tarian nanti, Seblang akan membagikan bunga yang ditancapkan pada lidi yang biasa disebut dengan Kembang Dermo, yang konon bisa mendatangkan kemakmuran bagi yang memilikinya. Di hari terakhir, Seblang akan ditutup dengan prosesi Ider Bumi, bersih desa.
Dalam kesempatan itu, Menpar juga menyerahkan bantuan sound system kepada tetua adat Olehsari dan memborong 100 Kembang Dermo yang diyakini bisa mendatangkan kemakmuran.