1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Musim hujan harga gabah di Banyuwangi Rp 4 ribu per kilogram

Kondisi panen menurun ini ternyata juga berdampak pada harga jual gabah yang rendah di tingkat petani.

Petani menggiling gabah. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 23 Februari 2017 15:13

Merdeka.com, Banyuwangi - Musim hujan berdampak bagi hasil panen gabah petani di Desa Kemiren, Glagah, Jawa Timur, yang menurun. Seorang petani bernama Sucipto (53) harus mengalami kerugian. Dari satu hektare sawah yang dimilikinya, musim ini hanya mampu menghasilkan 15 karung gabah. Hal ini menurun dibandingkan musim sebelumnya yang mampu menghasilkan 52 karung gabah.

"Sekarang harga pari (padi) turun. Sudah rusak harga nurun. Selain hujan, hama wereng juga banyak," ujar pria yang akrab disapa Cip saat ditemui di rumahnya, Rabu (23/2) sore.

Kondisi panen menurun ini ternyata juga berdampak pada harga jual gabah yang rendah di tingkat petani. Minggu ini harga gabah di tingkat petani berkisar antara Rp 4.000-Rp 4.200 per kilogram. Harga ini jauh berbeda dibandingkan minggu lalu yang masih bertengger dikisaran Rp 4.700 per kilogram.

Tengkulak atau pemilik penggilingan padi, menjadi lingkaran pertama yang menentukan harga beli gabah. Setelah dari pengggiling, gabah yang sudah menjadi beras akan dipasok ke sejumlah pasar dan pertokoan. Sementara para pemilik penggilingan padi menentukan perhitungan harga beli gabah dan jual beras menyesuaikan dengan tren harga di pasar.

Harga gabah yang turun ini diakui pemilik penggilingan padi, Edi Suwarsono (49) karena kualitas yang jelek. Musim hujan menyebabkan gabah yang diterima dari petani memiliki kadar air yang tinggi. Menurutnya inilah alasan mengapa harga gabah terus mengalami penurunan.

Tak hanya petani, Edi juga mengaku hanya mendapat keuntungan sedikit dari hasil panen musim ini. Ia mencontohkan membeli satu ton gabah dari petani dengan harga Rp 400 ribu, dengan harga gabah Rp 4.000 per kilogram.

"Ini setelah dipotong ongkos jemur dengan sistem borongan per karung Rp 5 ribu. Dikurangi lagi Rp 5 ribu untuk kemasan beras. Kemudian ongkos giling Rp 10 ribu dan ongkos kirim Rp 2500 per kilogram, kurang lebih untungnya Rp 15 ribu saja yang saya terima. Itu pun tidak pasti, dapat Rp 5.000 saja sudah enak," jelas Edi.

Tempat penjemuran padi di penggilingan milik Edi bisa menjemur 60 karung. Untuk menjemur biasanya membutuhkan waktu jemur rata-rata 5 sampai 7 hari. Sementara di musim kemarau, dia cukup menjemur 1-2 hari untuk mendapatkan kadar air 13-14 persen.

"Jika normalnya dalam satu ton gabah bisa dapat 68-69 kilogram beras. Kalau cuaca hujan gini paling-paling cuma jadi 50 kilogram, paling tinggi ya 52 kilogram karena biasanya banyak yang kopong atau kurang padat," ujarnya.

Selain itu, turunnya harga juga karena ada suplai barang dari luar Banyuwangi. Meski demikian, harga padi di Banyuwangi masih relatif stabil atau tinggi dibandingkan daerah kota lainnya, seperti Situbondo dan Bondowoso.

(FF/MUA)
  1. Pertanian
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA