1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Musim penghujan, Pemkab Banyuwangi punya cara pikat kunjungan wisatawan

Konsep 3A yang diterapkan di Banyuwangi, membuat kunjungan wisatawan mengalami kenaikan dari target.

Banyuwangi festival . ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Sabtu, 10 Februari 2018 11:44

Merdeka.com, Banyuwangi - Kunjungan wisatawan selama puncak musik hujan di bulan -Januari-Februari tahun 2018, membuat sejumlah daerah mengalami penurunan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Banyuwangi.

Kepala Bidang Bagian Promosi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Dwi Marhaen Yono membenarkan kunjungan wisatawan di Banyuwangi terjadi penurunan, bahkan terjadi di semua daerah di Indonesia.

"Selama bulan Januari-Februari ini, memang mengalami penurunan kunjungan wisatawan, dan itu terjadi secara nasional, rata-rata okupansi hanya 10-20 persen," ujar Marhaen saat ditemui di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (9/2).

Sementara di Banyuwangi, okupansi kunjungan wisatawan yang biasanya melebihi dari target hingga 120 persen, sekarang masih bisa bertahan di presentase 60 persen.

Penurunan ini, kata Marhaen, tejadi karena hampir semua destinasi wisata alam di Kabupaten Banyuwangi, keindahannya tergantung dengan kondisi cuacanya. Seperti melihat sunset di Pulau Merah, Kawah Ijen, hingga keindahan snorkeling di bawah laut Selat Bali, mulai Bangsring Underwater, Grand Watudodol, hingga Banyu Biru.

Lantas, bagaimana Banyuwangi bisa tetap meningkatkan di puncak lesunya kunjungan wisatawan akibat faktor cuaca, Marhaen menjelaskan, ada tiga kunci yang diterapkan, sesuai arahan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Banyuwangi sudah memiliki rumus pariwisata 3A (Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas). Dia melanjutkan, ketika daerah sudah mudah aksesnya seperti penerbangan, kemudian punya hunian yang lengkap seperti hotel homstay pasti akan memikat wisatawan. Serta yang terakhir Attractive atau hal yang menarik, untuk memikat kunjungan wisatawan.


"Atraksi ini yang sedang kami perkuat, ketika kunjungan wisatawan sedang lesu akibat faktor cuaca. Salah satunya dengan menggelar Banyuwangi festival tiap tahun dan terbaru ada wisata studi banding dan pelayanan publik," katanya.

Menurutnya, Banyuwangi festival tahun ini, berjumlah 77 yang berlangsung rata-rata seminggu sekali selama satu tahun, dengan berbagai tematik sport tourism, seni budaya, kuliner dan ekonomi kreatif. Ada event skala lokal, domestik dan nasional.

Kunjungan wisatawan di Banyuwangi, kata Marhaen akan mengalami peningkatan kembali saat memasuki bulan Maret dan April.

"Prediksi akan meningkat lagi di bulan Maret, April, puncak di bulan Mei dan Juni, karena Eropa masuk musim dingin, mereka harus keluar untuk liburan," jelasnya.

Konsep 3A yang diterapkan di Banyuwangi, membuat kunjungan wisatawan mengalami kenaikan dari target.
Tahun lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mencatat, kunjungan wisatawan domestik mencapai 5,2 juta dari target 5 juta kunjungan. Sementara untuk wisatawan mancanegara mencapai 90 ribu dari target 75 ribu.

"Desember high season, sampai 80-90 persen, Di Ijen kunjungan per harinya bisa sampai 1.000 orang, 40 domestik, 60 mancanegara," akunya.

Bulan Maret nanti, Pemkab Banyuwangi juga bakal memperkuat kegiatan menarik seni-budaya, di luar Banyuwangi festival, yang bisa dinikmati setiap hari.

"Mulai satu Maret, selama setahun ini, setiap hari, mulai jam 7-9 malam bakal ada acara pentas seni budaya. Macam-macam, tetapi pasti ada Gandrung. Banyak wisatawan yang request ingin lihat Gandrung. Untuk malam Minggu oleh sanggar tari profesional, yang setia hari Anak-anak SMA dan SMP di Taman Blambangan," katanya.

Tahun ini, target kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara meningkat, dari 75 ribu menjadi 100 ribu wisatawan mancanegara. Kemudian 5 juta wisatawan domestik menjadi 5,5 juta kunjungan.

(ES/MUA)
  1. Wisata Pantai
  2. Pariwisata
  3. Abdullah Azwar Anas
  4. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA