Bupati Anas ikut mengarak tempe mongkleng, Usai diarak, tempe raksasa itu kemudian diproses, lalu disantap bersama ribuan orang yang hadir.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ribuan warga dan wisatawan memadati Festival Tahu Tempe yang digelar di Kelurahan Pengantigan, Banyuwangi, Jumat (9/3). Festival yang untuk kali pertama digelar ini dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan menjadi tontotan baru bagi masyarakat ataupun wisatawan yang datang ke Banyuwangi untuk berakhir pekan.
Yang unik dari festival ini, ada tempe berukuran raksasa yang dinamai 'tempe mongkleng'. Tempe dengan ukuran panjang lima meter diarak sepanjang jalan sambil diiringi seni barong khas Suku Osing, kelompok masyarakat asli Banyuwangi.
Dalam arak-arakan ini Bupati Anas ikut mengarak tempe mongkleng. Usai diarak, tempe raksasa itu kemudian diproses, lalu disantap bersama ribuan orang yang hadir.
"Festival Tahu dan Tempe ini berangkat dari potensi warga setempat yang memproduksi tempe dan tahu sebagai sumber ekonomi. Lalu warga berkreasi, dan pemerintah daerah mendorongnya menjadi festival unik dan meriah ini,"ujarnya.
Anas menjelaskan, Festival Tahu dan Tempe digelar sebagai cara pemerintah membangun budaya masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Para produsen tahu dan tempe didorong melakukan proses pengolahan dengan higienis. Ini selaras dengan komitmen Banyuwangi yang menjadikan kebersihan sebagai pilar pariwisata.
"Kalau kawasannya bersih dan punya potensi unik, pasti menghadirkan pengalaman berwisata menarik. Wisatawan bisa menyaksikan langsung proses produksi tahu dan tempe dan beragam olahannya tanpa risih karena lingkungannya bersih. Ini bisa kita lihat langsung, tempat produksi tempe yang katanya kotor ternyata di sini bersih dan rapi," kata Anas.
Di festival ini, beragam olahan tempe dan tahu disediakan bagi pengunjung. Misalnya es tahu campur, keripik tempe, peyek tempe, tempe mendoan, dan kerupuk tahu. Tak hanya itu, banyak olahan tempe dan tahu yang unik, seperti brownies tahu, cokelat tempe, serabi tempe, spageti tempe, stik tempe, cookies tempe, sate tempe, dan burger tempe.
Kawasan Pengantigan, Banyuwangi, memang dikenal sebagai pusat produksi tahu dan tempe sejak 1960-an. Sedikitnya ada 30 pengusaha tahu dan tempe di daerah ini. Indah Puji Rahayu (45), misalnya, yang merupakan pengusaha generasi kedua yang meneruskan usaha tempe dari sang ayah.
Indah mengatakan, produksi tempe-nya terus berkembang. Dulu hanya memproduksi dua kuintal per hari, sekarang mencapai empat kuintal per hari yang didistribusikan hingga Pulau Bali. Indah memperkerjakan 20 warga sekitar.
"Saya senang sekali sentra produksi ini dibikinkan Festival Tahu Tempe, sehingga masyarakat luar semakin tahu potensi kampung kami. Kami juga berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk serta higienitas produksi," kata Indah.
Festival Tahu Tempe berlangsung mulai Jumat (9/2) hingga Selasa (13/2), dari pukul 15.00 – 22.00 Wib. Festival ini bagian 77 atraksi wisata Banyuwangi Festival sepanjang 2018.