1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pasar Kampung Ekspresi Banyuwangi dari sanggar jadi wahana silaturrahmi

"Dengan konsep yang demikian, menjadi magnet yang mampu mempertemukan warga," kata Bupati Anas.

Festival Kali Bersih dan Pasar Bersih 2018. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Minggu, 29 April 2018 16:35

Merdeka.com, Banyuwangi - Pasar Kampung Ekspresi di Dusun Curah Pacul, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tak hanya menjadi destinasi wisata, melainkan juga wahana sillaturrahmi.

Gagasan membuat pasar kuliner tradisional itu muncul dari banyaknya anak-anak desa yang belajar menari pada Taji, pemilik sanggar seni Dewi Sekar Taji. Besarnya minat tari membuat sanggar tidak cukup hingga latihan dialihkan ke area kebun Jati milik Taji seluas 1 hektare.

Pemuda karang taruna membangun konsep pasar jajan bekerjasama dengan warga, menjual makanan tradisional seperti cenil, lupis, polo pendem rebus seperti ubi, hingga jamu dan nasi kare. Pembeli bisa menukar uang Rp 10 ribu untuk 4 stick sebagai alat bayar, kemudian bisa membeli makanan dengan stick tersebut.

Maka setiap hari Minggu, kebun Taji menjadi pusat keramaian dimana ada pertunjukan tari anak-anak, sedangkan orang tua mereka serta pengunjung bisa menikmati berbagai kudapan. Mereka duduk di kursi-kursi bambu yang teduh di Pasar Kampung Ekspresi, sambil berbincang satu sama lain.

"Dengan konsep yang demikian, menjadi magnet yang mampu mempertemukan warga. Masyarakat yang sibuk, anak-anak yang selalu bermain gadget jadi bisa berkumpul menjalin silaturrahmi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pasar Kampung Ekspresi, Minggu (29/4).

Selain itu, ada juga ampliteater sederhana untuk para penonton menikmati sajian tari. Misalnya hari ini, mereka menampilkan musik tradisional, drama, hingga tarian kolosal diiringi lagu 'Manusia Kuat' yang dipopulerkan Tulus.

"Kalau semua desa seperti ini akan bagus. Setiap desa bisa berekspresi dengan cara masing-masing. Saya jadi mau bikin ini di desa saya," kata Bupati asal Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi itu.

Sementara itu, Oriza Sativa (21) salah satu anggota karang taruna mengatakan jajanan yang dijual sudah dibeli putus dari ibu-ibu warga desa yang membuatnya.

"Jadi ini semua sudah dibayar ke ibu-ibu yang buat. Tinggal jual, nanti dihitung bersama," kata penjaga stan jamu, jus dan aneka getuk itu.

Getuk lindri, sawut, dan polo pendem terdiri dari pisang, ubi dan singkong rebus, masing-masing dihargai 1 stick alat bayar per satuan. Sedangkan jus buah dihargai 3 stick, jamu senilai 2 stick, dan nasi kare 4 stick.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA