Momentum kapal pesiar bersandar ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Disbudpar untuk memberikan pelayanan terbaik.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ini merupakan kali pertama Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, menjadi persandaran kapal pesiar. Kapal pesiar dengan nama Silver Discoverer ini memiliki panjang 102 meter dan membawa 81 wisatawan mancanegara (wisman) serta 105 kru kapal.
Rencananya dalam waktu 7-8 jam, wisman ini akan melakukan tour wisata ke empat destinasi di Banyuwangi. Antara lain mendaki Gunung Ijen, Wisata Adat Kemiren, Perkebunan Kali Klatak dan Gombeng sari dengan wisata kopinya.
General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Wangi, Bangun Swastanto, saat menyambut kedatangan Wisman mengatakan, pihaknya sudah menunggu kedatangan kapal pesiar bisa berlabuh ke Pelabuhan Tanjung Wangi sejak dua tahun lalu. “Kita ini kan perdana kedatangan kapal, dua tahun yang lalu sudah kita nantikan, tapi baru terealisasi bulan Oktober ini. Sebenarnya sudah lama kita merencanakan kedatangan kapal ini,” ujar Bangun kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (20/10).
Menurut Bangun, para wisman ini sebagian besar sudah berusia lanjut dan berasal dari USA, Australia, Eropa dan Kanada. Momentum kapal pesiar bersandar di Banyuwangi ini, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar). Agar wisman yang datang ke sini terkesan dengan paket wisata yang ditawarkan.
“Harapannya kapal ini bisa berlanjut terus, makanya saya minta Disbudpar untuk tempat pariwisata agar diberikan servis yang bagus. Supaya turis itu bisa kangen lagi datang ke sini,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Disbudpar Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda, yang juga hadir mengatakan, dengan menyiapkan destinasi berbasis ekotourism pariwisata di Banyuwangi bisa tumbuh pesat. “Mereka akan suka karena berbeda dengan yang lain. Destinasi kita cukup banyak untuk wilayah pantai, hanya saja mana yang akan disiapkand. Selain itu, destinasi di kotanya juga banyak,” kata Bramuda.
Dia menjelaskan, sebenarnya wisman yang menggunakan kapal pesiar dan bersandar di Banyuwangi sudah pernah ada sebelumnya, yaitu sekitar dua minggu lalu. Namun waktu itu kapal pesiar tidak bersandar di pelabuhan, melainkan bersandar di tepi Pantai Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo.
“Kemarin sandar di Plengkung, kurang lebih dua minggu lalu. Turunnya pakai boad karena lempar jangkar di tengah laut kemudian dilanjutkan ke Alas Purwo. Untuk yang ini sebenarnya jawaban dari kapten kapal yang beberapa bulan lalu survey ke sini (Pelabuhan Tanjung Wangi). Nah mereka langsung meyakinkan para wisatawan kan mereka jual paket ini,” ujarnya.
Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang sudah berkunjung ke Banyuwangi terus mengalami peningkatan. Pada 2014 wisatawan domestik berada di kisaran 1,6 juta, sedangkan untuk mancanegara mencapai 30 ribu.
Sedangkan tahun 2015 jumlah wisatawan domestik meningkat menjadi 2,3 juta dan untuk Wisman mencapai 40 ribu orang. “Tahun ini kami optimis wisatawan macanegara bisa menacapai 50 ribu,” kata Bramuda.
Saat kapal berlabuh sekitar pukul 07.00 WIB, para wisman disambut dengan tarian gandrung dengan musik kuntulan. Hal ini membuat Borgy Leakey, salah satu Wisman asal Sidney, Australia terkesan.“Kami terkesan dengan sambutan yang hangat dari orang-orang. Ini pertama kalinya saya ke Banyuwangi, meskipun sebelumnya sudah beberapa kali ke Indonesia. Saya penasaran ingin naik Ijen,” kata Borgy.