"Siswa-siswi tidak diliburkan, mereka keluar kelas saat peserta ITdBI lewat saja. Di saat bersamaan kelas 2 juga tetap mengikuti pelajaran".
Merdeka.com, Banyuwangi - Event balap sepeda tahunan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) tahun ini kembali digelar diikuti 92 peserta dari 22 negara. Masyarakat Bumi Blambangan menyambut pebalap-pebalap lintas negara itu dengan meriah di sepanjang jalur lintasan etape 1, Rabu (26/9).
Mereka beradu cepat di lintasan sepanjang 153,1 kilometer dari Kantor Pemkab Banyuwangi hingga finish di Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, melalui Kecamatan Muncar dan Tegaldlimo.
Tidak hanya orang-orang dewasa, siswa-siswi berbagai tingkat pendidikan berjajar di jalur lurus maupun kelokan-kelokan desa. Bunyi-bunyian musik diputar di pinggir jalan, disertai kibaran bendera-bendera kecil berbagai negara.
Misalnya sekitar 100 siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN 1 Pakistaji, Kecamatan Kabat yang mengeluarkan peralatan drum band mereka untuk menyambut peserta ITdBI. Mereka juga bersorak-sorai saat sepeda-sepeda berkecepatan tinggi itu melintas di depan sekolah.
"Siswa-siswi tidak diliburkan, mereka keluar kelas saat peserta ITdBI lewat saja. Di saat bersamaan kelas 2 juga tetap mengikuti pelajaran tahfiz di dalam," kata Idam Holid sang Kepala Sekolah.
Demikian juga yang terjadi di SDN 1 Jajag di Kecamatan Gambiran, yang memanfaatkan suara musik tradisional dari pengeras suara untuk memeriahkan kompetisi di jalan raya itu. Mengenakan seragam warna jingga, siswa-siswi juga bersorak melambaikan bendera kecil berbagai negara.
"Bendera ini nge-print sendiri. Boleh pilih yang disukai, saya pilih bendera negara Jepang," kata Nadila Destria Miranti salah satu siswi kelas 5.
Di Kecamatan Songgon jelang titik finish antusias masyarakat lebih tinggi lagi. Teras rumah di sepanjang jalan dipenuhi warga yang duduk-duduk menonton pebalap.
Camat Songgon Kunto Prastowo mengatakan, pihaknya memang melakukan berbagai sosialisasi acara kepada masyarakat. Selain melalui para kepala desa, acara ITdBI disiarkan melalui patroli mobil keliling dan segenap masjid.
"Masyarakat Kecamatan Songgon termasuk masyarakat yang mudah berpartisipasi, ada apa-apa ikut mendukung. Kita sebagai pemerintah kecamatan membantu menggerakkan masyarakat," katanya.