"Balapan tinggal 30 km dan saya attack sendirian. Saya ingat di sinilah tahun lalu Davide Rebellin (juara ITdBI 2017) melakukan attack".
Merdeka.com, Banyuwangi - Pembalap Australia Jesse Ewart menjadi yang tercepat di etape tiga International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI). Pembalap Team Sapura Cycling tersebut mencatatkan waktu 3 jam 22 menit 26 detik pada rute Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron—Kantor Bupati Banyuwangi sepanjang 139,4 km, Jumat (28/9).
Ewart yang merupakan pembalap climber melakukan attack di tanjakan dua di Pakel. Melintasi tanjakan kategori tiga yang cukup panjang, pembalap 31 tahun tersebut sendirian meninggalkan para pembalap yang sebelumnya bersama breakaway meninggalkan peloton.
Para pembalap breakaway itu adalah Niels Van Der Pijl, Jacob Buijk, dan Thomas Lebas. Mereka bersama-sama melarikan diri dari rombongan besar alias peloton sejak awal balapan. Empat pembalap itu mampu menciptakan gap maksimal hingga 5 menit.
Namun, begitu mencapai tanjakan Pakel, mereka mulai tersusul. Ewart pun sendirian meninggalkan mereka untuk menjadi yang tercepat di etape ketiga.
"Balapan tinggal 30 km dan saya attack sendirian. Saya ingat di sinilah tahun lalu Davide Rebellin (juara ITdBI 2017, Red.) melakukan attack," kata Ewart.
Ewart memang meninggalkan para pembalap breakaway sendirian. Namun, gap waktu yang dia ciptakan tak sampai satu menit. 'Hanya' 54 detik. Para pembalap breakaway masih mampu memangkas selisih waktu dari Ewart. Sebab, rombongan besar mampu 'menangkap' tiga pembalap yang ditinggalkan Ewart. Balapan dalam rombongan besar tentu memberi tambahan energi bagi mereka.
Meskipun demikian, hasil tersebut belum mampu mengubah klasemen sementara general classification alias juara umum. Yellow jersey tanda pimpinan lomba masih dipegang Marcus Culey (St George Continental Cycling Team). Namun, rekan setim Culey, Benjamin Dyball, dan Thomas Lebas langsung merangsek di posisi kedua dan ketiga dengan selisih sekitar 2,5 menit.
Baik Lebas maupun Dyball memang saling menjaga jarak 'aman'. Sebab, mereka berdua tak ingin terlalu jauh demi mengamankan persaingan mereka berdua di etape keempat mendaki Paltuding, kaki Gunung Ijen.
"Saya coba menempel Dyball. Agar besok jarak kami tidak terlalu jauh. Saya kira saya hanya beberapa detik dari dia. Besok tinggal pembalap terbaik yang bisa memenangi balapan ini," kata Lebas.
Sementara itu, pembalap PCS Cycling Team Niels Van Der Pijl mencatatkan kisah menarik di ITdBI kali ini. Pembalap Belanda 25 tahun itu breakaway sejak awal balapan. "Sejak nol kilometer saya sudah langsung meninggalkan rombongan," katanya.
Dia diikuti Lebas dan Buijk. Namun, Van der Pijl konsisten dengan kecepatannya dia. Meski bersama rombongan, dia tetap mampu finis di posisi kedua.
"Rasanya seperti mustahil. Tapi sejak awal saya ingin membuat perbedaan. Saya tak mungkin bisa menang jika hanya dalam rombongan. Makanya saya mengambil risiko dengan attack sejak awal," ujarnya.
Pada etape ketiga ini, Culley juga berhasil mempertahankan polkadot jersey (raja tanjakan). Sementara green jersey (best sprinter) diraih Jesse Ewart asal Australia (Team Sapura Cycling). Untuk Best Indonesia Rider (red & white jersey) kali ini diraih Jamal Hibatullah (PGN)