"Kalau dulu untuk mengundang tim, Banyuwangi harus subsidi. Tapi kini mereka langsung datang," kata Jamal.
Merdeka.com, Banyuwangi - Perhelatan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI) 2018 yang rampung digelar 26-29 September 2018 mendapat apresiasi banyak pihak.
Director ITDBI, Jamaluddin Mahmood, mengatakan, digelar sejak 2012, kualitas balap sepeda internasional level 2.2 yang telah masuk agenda rutin Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI) itu terus meningkat. Sehingga berdampak pada kemudahan mengundang tim mancanegara.
"Kalau dulu untuk mengundang tim, Banyuwangi harus subsidi. Tapi kini mereka langsung datang. Seperti Kinan Cycling Team, juara Asia Tour, ikut tanpa subsidi. Yang penting mereka bisa datang balapan dan menambah poin UCI,” jelas warga Malaysia yang malang-melintang menangani ajang balap di berbagai negara itu.
Jamaluddin mengatakan, saat ini ITdBI sudah digolongkan sebagai balap level 2.2 terbaik. Level 2.2 sendiri adalah tiga tingkat di bawah World Tour Team seperti Tour de France.
“ITdBI termasuk balap 2.2 terbaik Asia. Selain Banyuwangi, ada China, Jepang, Hongkong, Langkawi, Kazakhstan. Predikat terbaik itu diberikan karena kualitas lomba. Begitu juga antusiasme penonton yang tinggi, namun trafik tetap terjaga. Dan yang tak kalah penting adalah nilai jual event berkat dukungan media,” bebernya.
Jamaluddin optimistis, ITDBI makin banyak diramaikan tim mancanegara. Apalagi fasilitas di Banyuwangi terus tumbuh. "Kalau sebelumnya karena keterbatasan hotel, tim hanya membawa 5 pembalap, kini hotel di Banyuwangi tambah banyak, tim bisa mengirimkan 6-7 orang pembalap. Dan bisa 22 tim yang ikut,” ujarnya.
Salah satu pembalap yang sangat senang ikut kompetisi ini adalah Benjamin Dyball. "Kami menikmati seluruh rute. Banyuwangi indah. Kami juga suka makanannya," kata pembalap tim Australia juara ITDBI 2018 ini.
Para commissaire (juri) dari Federasi Balap Sepeda Dunia alias UCI (Union Cycliste Internationale) kompak menilai ITDBI 2018 berjalan sukses.
"ITDBI adalah pelaksanaan terbaik lomba balap sepeda 2.2 yang pernah saya ikuti," kata Zhao Jinshan, juri asal China.
"Ini merupakan salah satu balap sepeda kategori 2.2 terbaik, tidak hanya di Asia, namun di dunia. Dan saya selalu suka suasana Gunung Ijen," timpal Tsunenori Kikuchi, juri asal Jepang.
Commissaire Michale Robb dari Irlandia mengatakan, dirinya telah banyak mengikuti balap sepeda mewakili UCI. Rute yang disajikan Banyuwangi lebih bagus dibanding berbagai negara.
Misalnya, rute tanjakan menuju Gunung Ijen. Rute ini salah satu terekstrem di Asia karena melalui tanjakan berketinggian 1880 meter di atas permukaan laut dan tingkat elevasi 20 persen. Rutenya menyajikan kemiringan lereng 45 derajat.
"Excellent route. Saya pernah ikut World Tour salah satunya Giro de Italia, rute di sini mirip kejuaraan tersebut," kata Micky.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas berterima kasih atas dukungan berbagai pihak terhadap pelaksanaan ITDBI. “Dari tahun ke tahun kami terus berbenah. Bagi kami, ITDBI bukan hanya ajang olahraga berbalut wisata, tapi juga bagian dari konsolidasi perbaikan infrastruktur dan pengungkit ekonomi daerah,” ujarnya.