Ribuan benih ikan air tawar seperti nila, tombro, dan koi, saat ini justru menjadi tempat wisata edukasi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Wibi Untoro, (44) Ketua Kelompok Pembudidaya Mina Jajag mulanya jengkel dengan kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah ke saluran irigasi atau selokan.
Dia bersama warga sekitar yang ada di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi kemudian sepakat mengeruk lumpur dan sampah, hingga kedalaman 70 centi meter, kemudian ditebar benih ikan air tawar.
"Semua dikerjakan secara swadaya. Kemudian diawasi agar tidak tercemar airnya. Kalau bersih dan indah begini ya sudah tidak ada yang buang sampah lagi sekarang. Kalau hanya diingatkan nggak mempan," kata Wibi, Selasa (10/4).
Hasilnya, setelah ribuan benih ikan air tawar seperti nila, tombro, dan koi, saat ini justru menjadi tempat wisata edukasi untuk masyarakat umum dan siswa-siswi sekolah.
Wibi bersama warga gotong royong membuat gubuk-gubuk untuk berteduh, menanam tanaman di sekitar irigasi dan rumah baca tentang literasi budidaya air tawar.
Meski baru dibuka, saat ini ada empat titik selokan yang dijadikan tempat budidaya air tawar. Titik pertama di irigasi Banyu Bening sepanjang 200 meter dengan 16 ribu benih ikan. Kemudian di Banyu Bening 2, sepanjang 250 meter dengan 8 ribu ikan, dan Banyu Bening 3 sepanjang 400 meter dengan 8 ribu ikan. Satu lagi di Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dengan 6 ribu ikan. Masing-masing pembatas diberi jaring agar ikan tetap berkumpul.
"Bibit ikan dari hasil iuran warga masing-masing Rp 5 ribu," kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Jajag, Suparno mengatakan, sebelumnya pihaknya telah membuat peraturan desa (perdes) nomor 1 tahun 2018 yang mengatur pelarangan warga tidak melakukan penyetruman , menjala dan menggunakan obat untuk menangkap ikan di irigasi sungai desa.
"Isinya termasuk tentang pengawasan oleh warga agar tidak membuang sampah di irigasi. Setiap dusun ada 5 warga yang ditunjuk jadi pengawas," ujar Suparno.
Saat ini kata Suparno, banyak anak-anak yang datang untuk bermain ikan sambil memberi makan. Termasuk wisatawan yang mampir untuk belajar budidaya ikan air tawar.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, ide yang dilakukan masyarakat Jajag tersebut akan dijadikan percontohan untuk daerah lain. Apalagi kegiatan swadaya tersebut, selain untuk kebersihan, kesehatan, juga berdampak nilai ekonomis.
"Secara ekonomi masyarakat juga diuntungkan seperti menjual makanan ikan untuk mereka yang datang, ikan yang bisa dijual jika sudah panen dan masyarakat kedepannya juga akan menjual ikan bakar di sekitar saluran irigasi," katanya.