1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Semarak Festival Angklung Caruk Pelajar di Banyuwangi

Dua kelompok angklung saling tebak lagu layaknya berpacu dalam melodi versi angklung.

Festival Angklung Caruk Banyuwangi. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Minggu, 26 Februari 2017 10:24

Merdeka.com, Banyuwangi - Ajang Festival Angklung Caruk Pelajar 2017 yang digelar Sabtu malam (25/2) di Gesibu, mampu menghibur lebih ribuan pecinta kesenian angklung dari berbagai daerah di Banyuwangi.

Angklung caruk adalah kesenian khas Banyuwangi yang mempertemukan dua kelompok angklung untuk diuji kelihaiannya bermain angklung. Yang unik dari gelaran ini adalah permainan caruknya. Dua kelompok angklung saling tebak lagu layaknya berpacu dalam melodi versi angklung. Bedanya ini ketukan lagu dibawakan grup lawan, grup rivalnya menebak lagu tersebut.

Angklung caruk yang digelar malam ini benar-benar memukau masyarakat. Dengan kepolosan dan kelucuannya, anak-anak ini akan memainkan angklung dan beberapa alat musik pendukungnya dengan irama yang rancak. Para pemain angklung caruk ini masing-masing memegang alat musik yang dikuasainya, seperti kluncing, saron, peking, kendang, kempul dan slenthem.

Alat musik ini pun saling berdau dalam kesatuan nada untuk tebak lagu. Permainan ini pun semakin seru karena dilengkapi dengan penari dan badutan yang juga saling beradu kreativitas.

Melihat mereka bermain, para penonton yang rata-rata para pecinta angklung dan budayawan tampak puas. Mereka pun terlihat saling menjadi supporter pendukung pemain angklung. "Menyenangkan bisa melihat permainan ini. Permainan yang khas angklung diadu dalam nada yang bisa saling terkait," kata Khansa P, salah seorang penonton.

Tak pelak suasana Gesibu yang biasanya sepi langsung riuh membahana. Anak-anak yang tampil pun tak sekadar piawai bermain angklung, tetapi juga menjaga penampilan dan kekompakan aransement lagunya. Karena ini yang menjadi salah satu point penilaian dalam festival ini.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival ini untuk kali pertama digelar dalam balutan Banyuwangi Festival 2017. "Bagi kami seni dan budaya adalah bagian dari kekayaan potensi Banyuwangi yang terus dikembangkan agar tidak hilang. Festival angklung caruk ini, merupakan salah satu cara kami dalam melestarikan budaya tradisional Banyuwangi," ujarnya.

Ditambahkan Anas, melestarikan budaya dibutuhkan kaderisasi. "Digelarnya festival angklung caruk pelajar ini, supaya generasi muda kita lebih tertarik dan greget untuk mempelajarinya," kata Anas.

Festival angklung caruk ini diikuti oleh 16 grup yang terdiri atas grup pelajar tingkat SD dan SMP. Festival ini dimulai Sabtu pagi, sekitar pukul 08.00 – 22.00 WIB. Dari 16 grup yang mengikuti festival ini hanya akan diambil lima penyaji terbaik.

Yang tampil malam ini, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda, adalah para pemain angklung terbaik. "Mereka akan dipilih yang terbaik mulai dari penampilan, aransement hingga kekompaknnya," ujarnya.

Bramuda menambahkan, festival ini akan terus digelar di tahun-tahun berikutnya. “Tahun depan festival ini akan kami tingkatkan dari segi peserta yang mengikuti. Karena festival ini masih baru, target kita mengenalkan pada masyarakat, apa itu angklung caruk. Karena di masa sekarang, warga Banyuwangi banyak yang tidak mengenal bagaimana wujud dari kesenian asli Banyuwangi ini. Seniman - seniman cilik inilah yang kami siapkan untuk meneruskan kesenian ini agar tidak punah," ujar Bramuda.

Videonya cek di sini:

(MT/MT)
  1. Info Banyuwangi
  2. Info Kota
  3. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA