"Tidak ada orang hidup yang tidak punya masalah, semua hanya sawang-sinawang. Jadi Bupati, seolah makan enak, ada uang, mobil. Padahal berat".
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kali ini melaksanakan shalat Jumat di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Banyuwangi. Dalam kesempatan tersebut, Anas memberikan motivasi kepada para tahanan dan narapidana agar optimis memperbaiki dirinya.
"Tidak ada orang hidup yang tidak punya masalah, semua hanya sawang-sinawang (saling menduga). Jadi Bupati, seolah makan enak, ada uang, mobil. Padahal beratnya setengah mati awal memimpin Banyuwangi, orangnya ruwet, teman saya bilang kenapa mau jadi Bupati Banyuwangi," ujar Anas mengawali dialog, Jumat (27/4).
Para tahanan dan narapidana terlihat tenang mendengarkan, beberapa ada yang memilih mendengarkan dari depan kamar tahananya. Anas melanjutkan, awal memimpin Banyuwangi, berita yang mendominasi hanya seputar kriminal, kisruh dan santet.
"Dulu kabar yang sering muncul hanya soal kriminal, pencopetan, santet, kemiskinan tinggi, maka kami bikin pariwisata, ini kami lakukan untuk mengubah image," lanjutnya.
Saat ini, kata Anas, Banyuwangi sudah mendapat banyak kunjungan luar daerah, ada yang berwisata sekaligus untuk belajar pelayanan publik. Dulu yang tidak ada penerbangan, saat ini sudah 7 penerbangan untuk tujuan Jakarta dan Surabaya.
"Dulu tidak ada penerbangan, membangun bandara telah memakan korban, bupatinya dipidanakan. Kami memilih melanjutkan membangun karena untuk membuka investasi dan peluang pekerjaan meningkat. Sehari sudah ada 7 flight . Ada 1.200 orang naik pesawat dalam sehari," katanya.
Anas berharap, ceritanya bisa memotivasi para tahanan agar mau berubah dan keluar dengan perubahan yang baru.
"Di tempat ini, akan jadi sajadah besar untuk meminta dan memohon. Jadikan tempat bersejarah untuk mengambil perubahan baru," ujarnya.
Anas kemudian menjanjikan bantuan televisi berukuran besar untuk media menambah referensi keagamaan dan wawasan luar. Cerita Anas disambut dengan teput tangan meriah, para tahanan dan narapidana juga bergantian bersalaman dengannya.
"Bisa kita sumbang TV besar untuk mendengarkan ceramah ustad Abdul Somad," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II B Banyuwangi, Ketut Herry Achjar mengajak Anas untuk melihat berbagai kerajinan yang dibuat oleh para tahanan dan narapidana. Ada yang membuat kerajinan miniatur perahu kayu, topeng kayu, patung, asbak, jahitan dan lukisan.
"Jadi mereka kami latih untuk belajar dan menekuni kreativitas. Sementara dari pagi sampai malam di sini juga ada kegiatan mengaji, jadi memanusiakan mereka," jelasnya.
Saat ini, kata Herry, total ada 955 orang tahanan dan narapidana, antara lain 406 tahanan pria, 500 narapidana pria, serta 21 tahanan wanita dan 28 narapidana wanita.