"Alhamdulillah dapat bantuan, kami buruh tani. Kalau setiap hari Rp 10 ribu sebulan saja berapa".
Merdeka.com, Banyuwangi - Salah satu orang tua Arsiya (39) mengaku beban ekonomi rumah tangganya semakin ringan
setelah putrinya Wanda Putri Regina Prayoga (16) mendapatkan uang saku sekolah dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelumnya Arsiya harus memberikan uang saku pada putrinya yang merupakan siswi jurusan Akuntansi di SMK PGRI 1 Banyuwangi itu, Rp 10 ribu per hari. Uang itu harus Wanda harus membagi antara kebutuhan transportasi yang menghabiskan 1 liter pertamax per 2 hari dan jatah
jajan di kantin.
Wanda menerima bantuan senilai Rp 5.760.000 untuk uang saku Rp 15 ribu
dan uang transportasi Rp 5 ribu per hari aktif sekolah, jatah 1 tahun, tepat di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Rabu (2/5).
"Alhamdulillah dapat bantuan, kami buruh tani. Kalau setiap hari Rp 10 ribu sebulan saja berapa. Jadi dapat uang saku dari pemerintah sangat membantu," kata Arsiya yang merupakan warga Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro itu.
Penerima lain, Ahmad Rafi Syahbana (11) siswa kelas 5 SDN Kalipuro 1 mendapatkan Rp 2.880 ribu tahun ini. Putra dari pasangan Marlina (34) dan Firman Ardiansyah (37) yang bercita-cita menjadi anggota TNI Angkatan Udara itu kini tidak perlu khawatir tidak mendapatkan uang saku.
Marlina menerangkan, dari berjualan gorengan, dia mendapatkan keuntungan sekitar Rp 35 ribu per hari, sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melakukan penyerahan bantuan uang saku dan transportasi sekolah di
rumah Marlina di Kelurahan Kalipuro.
"Rafi ini anak ke-2 kami dari 3 bersaudara. Saya bersyukur dapat bantuan, soalnya rumah juga masih ngontrak, siapa tahu bisa menabung sampai punya rumah sendiri," kata Marlina.
Bupati Anas mengatakan program ini menunjukkan bagaimana negara hadir, karena problem anak-anak tidak mau ke sekolah kadang karena minder ke sekolah tidak bisa jajan di kantin. Bila ada anak yang sampai tidak sekolah karena berbagai sebab, bupati yang menjabat kedua kalinya itu mempersilahkan masyaraat melaporkan kepada Dinas Pendidikan
Banyuwangi.
"Yang dapat adalah kategori pelajar yang tidak mampu di seluruh wilayah Banyuwangi. Dan harapan saya juga mereka dipantau, kalau berprestasi diberi beasiswa kuliah sampai selesai,"kata Anas.
Pihaknya telah mengalokasikan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp 2 miliar untuk program uang saku dan uang transportasi sekolah ini.
Agar tepat sasaran penggunaan, guru diminta mengawasi, semua siswa harus sekolah. Bila ada siswa penerima bantuan uang saku dan transportasi sekolah, yang tidak masuk sekolah, harus diperiksa apakah bantuan dipergunakan sesuai peruntukan.
"Sekaligus untuk mengukur apakah nanti ada anak yang luput dari perhatian kita, bisa diusulkan di-PAK (Perubahan Anggaran Keuangan red.) kita tambah,"katanya.