Ia berharap PT Pertamina memberi surat edaran ke SPBU-SPBU itu agar menjaga lingkungan, khususnya tempat ibadah.
Merdeka.com, Banyuwangi - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bukan lagi sekadar tempat membeli Bahan Bakar Minyak (BBM). Terkadang juga menjadi tempat istirahat, toilet dan sholat bagi para pengendara yang tengah menempuh perjalanan jauh.
Namun apa jadinya jika toilet dan mushola di SPBU kotor dan bau. Kondisi ini sempat dikeluhkan Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas saat hadir di acara peluncuran dexlite, bahan bakar turunan dari BBM jenis solar, Kamis (2/6).
Acara peluncuran bahan bakar yang konon ramah lingkungan dan lebih murah dari jenis BBM lain ini, digelar di SPBU Nomor 54.68.423, Jalan Gatot Subroto, Desa Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Bupati Anas yang diberi kesempatan memberi sambutan, meminta PT Pertamina menginstruksikan kepada semua SPBU agar menjaga kebersihan di lingkungan kerjanya.
Orang nomor satu di Tanah Blambangan ini juga meminta semua SPBU di Banyuwangi ditanami pohon trembesi sebagai peneduh dan tidak lagi merawat pohon janda merana (jenis pohon cemara).
Karena Banyuwangi, saat ini gencar-gencanya mengkampanyekan kota pariwisata dan selalu menjaga lingkungannya. Jika SPBU-SPBU di Banyuwangi terlihat jorok, akan menjadi preseden buruk bagi Bumi Blambangan yang tengah berbenah.
"SPBU bukan hanya sekadar jujugan para pengendara yang ingin belanja bahan bakar saja, tapi juga menjadi tempat singgah bagi pengguna jalan. Jadi SPBU juga bisa menjadi tempat wisata menarik jika ditatap dan dirawat dengan baik," kata Anas.
Dengan nada guyon, suami Ipuk Fiestiandani ini melanjutkan, saat melakukan perjalanan dinas ke kota lain, dan hendak membeli BBM, dia kerap menemui toilet dan mushola di SPBU sangat jorok dan bau.
"Ada SPBU yang toiletnya kotor. Musholanya juga tidak dirawat. Karpet-karpet di musholanya itu, kotor seperti dua tahun gak diganti. Sarungnya juga kotor, mukenanya seperti gak pernah dicuci setahun. Itu harus diperhatikan," sindir Anas sambil tertawa menceritakan kondisi tersebut.
Bupati dua periode ini juga berharap, PT Pertamina memberi surat edaran (SE) ke SPBU-SPBU itu agar menjaga lingkungan, khususnya tempat ibadah.
"Jika perlu diberi surat edaran supaya memperhatikan kebersihan rumah ibadahnya. Jadikan mushola sebagai ruangan yang nyaman, jangan seperti ruangan kecil tapi dipaksa layak," pintanya disambut tepuk tangan para undangan yang hadir.
Tak cukup itu, mantan anggota DPR/MPR ini juga mengkritisi suguhan acara yang digelar PT Pertamina Region V tersebut. Pada moment tersebut, perusahaan berplat merah ini hanya menampilkan tarian gandrung tanpa musik pengiring. Sehingga tampak kurang 'bergairah.'
"Sebaiknya, di setiap kegiatan yang melibatkan dan mengundang Pemkab Banyuwangi diwajibkan menampilkan tarian dan music daerah sebagai salah satu upaya promosi budaya daerah," sindir Anas yang melihat tidak meriahnya acara launching dexlite tersebut.
Menurut Anas, penampilan budaya lokal di setiap acara, menjadi bagian pemberdayaan ekonomi dan budaya lokal merupakan salah satu andalan pariwisata di Tanah Blambangan.
"Ini pemberdayaan ekonomi juga loh. Ngundang tari gandrung juga harus sama tim keseniannya juga. Jadi harus sama memberdayakan kebudayaan lokal. Musiknya jangan pakai kaset lagi."
"Nanti bupati gak akan datang lagi kalau musik gandrungnya pakai kaset. Ini mungkin panitianya ngirit. Ini saya nyindir ini," kelakar Anas disambut tawa hadirin.
Hadir di acara launching dexlite itu, General Manajer PT Pertamina Marketing Opration Region V, Ageng Griyono beserta stafnya mengaku, sindiran Bupati Anas akan dijadikan catatan penting, serta akan memperbaiki semua kekurangannya secara bertahap.
PT Pertamina ingin mengulang kesuksesan pasar pertalite yang dikeluarkan pada 24 Juni 2015 lalu. Perusahaan berplat merah ini pun meluncurkan jenis BBM baru, dexlite yang merupakan varian solar dengan harga Rp 6.650 per liter .
Kata Ageng, peluncuran outlet dexlite di Banyuwangi merupakan yang kali ketiga setelah di Surabaya dan Malang. Namun untuk uji pasar, PT Pertamina sudah melakukannya di lima kota yaitu Surabaya, Malang, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan. "Setelah itu kita perluas cakupan wilayah outlet dexlite kita di Banyuwangi dan Situbondo," kata Ageng.