"Saya ingin menabung, biasanya saya dikasih uang saku Rp 3 ribu sama Ibu. Kalau teman-teman di sekolah biasanya uang sakunya Rp 5-10 ribu".
Merdeka.com, Banyuwangi - Senyum Ahmad Rafi Sabana terlihat mengembang saat menerima buku tabungan untuk transportasi dan uang saku sekolah. Rafi merupakan salah satu siswa dari keluarga kurang mampu di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi yang mendapatkan program uang saku sekolah.
Kali ini, siswa kelas 5 SDN Kalipuro ini akan mendapatkan jatah Rp 10 ribu setiap hari untuk transportasi dan uang saku sekolah dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Besaran tersebut, sudah sesuai dengan rata-rata uang saku siswa-siswi SD teman sebayanya.
"Saya ingin menabung, biasanya saya dikasih uang saku Rp 3 ribu sama Ibu. Kalau teman-teman di sekolah biasanya uang sakunya Rp 5-10 ribu," katanya saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Rabu (2/5).
Dengan uang saku dan transportasi Rp 10 ribu, Rafi ingin rajin menabung. Kelak, dia ingin menjadi seorang TNI Angkatan Udara (TNI AU).
"Saya akan menabung, nanti kalau sudah besar saya ingin jadi TNI Angkatan Udara," katanya.
Rafi merupakan anak kedua dari pasangan Marlina (34) Firman Ardiansyah (40). Marlina sehari-hari bekerja menjual gorengan di depan rumahnya, sementara Firman bekerja sebagai kuli bangunan. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana dari teriplek dan anyaman bambu.
"Setiap hari saya jualan gorengan, rata-rata tiap hari dapat Rp 25 ribu," kata Marlina.
Program uang saku tentu membuat pengeluaran sehari-hari Marlina terbantu. Setiap hari biasanya Marlina memberikan uang saku kepada Rafi sebesar Rp 3 ribu, sementara kakaknya yang sudah kelas 1 SMP, Gafrila Reza Fernanda, diberi Rp 5 ribu.
"Ya kalau mereka sudah sarapan biasanya, uang sakunya saya kurangi," jelas Ibu tiga anak ini.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas datang menemui Rafi di rumahnya. Anas ingin siswa dari keluarga kurang mampu seperti Rafi di Banyuwangi bisa mendapatkan akses dan kenyamanan pendidikan yang sama.
"Karena permasalahan pendidikan bukan hanya soal biaya pendidikan, tetapi juga siswa minder tidak ke sekolah karena tidak bisa jajan," kata Anas.
Tahun ini, pihaknya menganggarkan Rp 1.9 miliar untuk target 1.000 pelajar dari keluarga yang benar-benar kurang mampu se-Kabupaten Banyuwangi. Para penerima akan diberi uang saku secara berkelanjutan.
Selama setahun, besaran program uang saku akan diberikan berdasarkan tingkat jenjang pendidikan. Siswa SD akan mendapatkan uang saku dan transportasi 10 ribu, SMP Rp 15 ribu dan SMA Rp 20 ribu.
Uang tersebut diberikan melalui buku tabungan dengan total besaran untuk SD Rp 2.280.000 kemudian Rp 4.320.000 untuk SMP dan Rp 5.760.000. Agar penggunaannya tepat sasaran, pihaknya menugaskan guru pengawas untuk memantau.
"Kami tugaskan guru pengawas, misalkan kalau siswanya tidak masuk ditanya masalahnya apa, apa ada kendala transportasi," jelasnya.
Sebelum meninggalkan rumah Rafi, Anas meminta agar prestasinya dipantau agar bisa mendapatkan beasiswa dan memenuhi cita-citanya.
Agar tepat sasaran, penggunaan uang juga akan dipantau oleh guru pengawas yang sudah ditugaskan.
"Saya perintahkan dinas pendidikan untuk memantau prestasinya, agar dia bisa mendapatkan beasiswa dan terus melanjutkan pendidikan," katanya.