1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Warga Banyuwangi manfaatkan got perumahan jadi tempat budidaya lele

Dimulai sejak akhir tahun 2017, berawal dari nongkrong bersama tetangga perumahan, ada 5 KK yang bergabung dengan sistem iuran Rp 300 ribu.

Budidaya ikan lele. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 20 Februari 2018 11:14

Merdeka.com, Banyuwangi - Budidaya ikan lele biasaya memanfaatkan lahan di pekarangan rumah dengan media kolam terpal dan permanen cor. Namun, Warga perumahan Agus Salim Residance, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi memanfaatkan parit atau got di halaman rumahnya sebagai tempat budidaya ikan lele.

Saat ini sudah ada 4 titik kolam lele di got yang dikelola warga perumahan. Menariknya, ikan lele yang dibudidaya di got tidak mengeluarkan bau yang mengganggu warga perumahan dan tetap menggunakan air bersih.

Inovasi pemanfaatan got menjadi kolam lele, dimulai melalui kelompok belajar bernama Padepokan Agus Salim Residance (ASR). Sebuah kelompok belajar dan bermain Anak-anak di perumahan.

"Awalnya saya hanya ingin menjadikan warga perumahan agar lebih bermasyarakat, bikin Padepokan ASR. Kami ingin menjadikan warga guyup, dan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Serta ada dampak ekonomi, lingkungan dan sosial," ujar Pendiri Padepokan ASR, Novian Dharma Putra, saat ditemui di perumahannya, Selasa (20/2).

Inovasi ini, kata Novian, dimulai sejak akhir tahun 2017, berawal dari nongkrong bersama tetangga perumahan. Hingga saat ini sudah ada 5 Kartu Keluarga(KK) yang bergabung dengan sistem iuran Rp 300 ribu dan gotong royong.

Warga hanya perlu membuat sekat pembatas got dan tutup bagian atas agar tidak dimasuki kotoran. Mulanya hanya menaruh 300 bibit lele dengan ukuran panjang got sekitar 4-5 meter. Hasil panen pertama, kelompok Padepokan ASR panen hingga 30 kilogram.

"Hasilnya buat beli bibit lagi, sekarang sudah diisi 950 bibit per got, dan pakan lele yang sekarang. Minggu depan sudah panen yang kedua," kata dia.

Kata Novian, got di perumahan memang tidak berfungsi menjadi tempat limbah pembuangan rumah tangga. Masing-masing rumah sudah memiliki saphitank untuk pembuangan limbah dan tinja.

Sementara untuk resapan air hujan, sudah dengan resapan jalan berpaving. Ke depan, mereka juga ingin membuat resapan sistem biopori yang lebih ramah lingkungan.

Suryadi (56) salah satu warga yang memanfaatkan got di rumahnya jadi kolam lele mengatakan, sudah punya cara agar bau budidaya lelenya tidak mengeluarkan bau yang mengganggu. Caranya sesekali cukup memberi daun pepaya dan serabut kelapa. Air yang digunakan, cukup memanfaatkan dari PDAM.

"Saya jamin tidak bau, jadi tidak mengganggu. Agar tidak mudah mati, lele butuh puasa seminggu sekali. Sekarang aja warga yang lain sudah mulai tertarik," jelasnya kepada Merdeka Banyuwangi.

Ke depan, Padepokan ASR juga ingin memanfaatkan limbah air wudu di musola yang bisa langsung dialirkan ke got berisi lele. "Intinya pemanfaatan. Untuk menjaga, kami hanya cukup memberi aturan jangan cuci muka pakai sabun di kran air wudu," kata dia.

Ingin membuat desa rasa kota

Novian dan warga, perlahan ingin menjadikan hunian di perumahannya serasa desa tetapi ada di kota. Budidaya kolam lele di got hanya bagian dari proses tersebut, agar tidak ada genangan yang menimblkan jentik nyamuk.

Saat ini, dari 5 KK yang sudah kompak, Padepokan ASR membuat ide bank sampah. Limbah rumah tangga semua dikumpulkan dan dijual untuk kas tabungan. Beberapa juga menjadi kerajinan yang bernilai jual lebih, seperti tas dari celana jeans bekas.

"Bank sampah sudah jalan dua bulan. Sekarang kas bank sampah terkumpul Rp 435 ribu. Ke depan kami ingin untuk penghijauan, dengan menanam berbagai tanaman di sekitar perumahan. Jadinya desa rasa kota," jelas Novian.

Saat ini, beberapa warga sudah memanfaatkan lahannya untuk tanaman palawija. Setiap gang rumah yang kompak, juga sudah membuat tong sampah organik dan non organik dari timba bekas.

"Intinya edukasi dulu. Mengkaryakan warganya di dalam segala bidang. Nanti lele juga inginnya diolah lagi jadi kuliner," katanya.

Sementara untuk kelompok belajar, Padepokan ASR menjadi tempat berkumpul Anak-anak untuk belajar dan bermain. "Anak-anak belajarnya lebih banyak ke praktik. Seperti jalan-jalan mengenal pengetahuan secara langsung," ujarnya pria yang berprofesi sebagai pekerja di Pertamina ini.

(ES/MUA)
  1. Info Kota
  2. Industri kreatif
  3. Perikanan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA