1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Bupati Anas motivasi pelaku wisata Indonesia timur membangun pariwisata dari nol

"Program 100 hari pertama kami menjabat, pesawat harus masuk. Dan kami melakukannya tanpa subsidi, karena kami tidak mau menyubsidi orang kaya".

Bupati Anas dalam rakor Kemenpar. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 04 Oktober 2018 15:30

Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberikan motivasi pada 200 orang pelaku wisata Indonesia bagian timur bagaimana membangun daerah wisata mulai dari nol. Dia membagikan pengalaman awal memimpin Bumi Blambangan dalam pembukaan acara rapat koordinasi teknis pengembangan destinasi pariwisata regional III di ballroom Hotel Aston Banyuwangi selama 3 hari, mulai Rabu (3/10).

Anas mengatakan, awal kepemimpinannya di Banyuwangi pada periode pertama tahun 2010, kondisi Banyuwangi masih menjadi daerah transit Jawa-Bali. Akses darat jalur selatan maupun utara harus melalui wilayah hutan, tidak ada penerbangan, rute transportasi laut resmi hanya penyeberangan Selat Bali dan Tanjung Wangi untuk kapal perintis.

Dia juga mengatakan, Banyuwangi tidak mungkin mengandalkan industri manufaktur karena pasti akan kalah dengan Gresik dan Surabaya di tingkat Provinsi Jawa Timur. Sehingga dengan potensi alam dan budaya Banyuwangi, dia pilih pariwisata sebagai sektor utama yang dikembangkan daerah di ujung timur Pulau Jawa itu.

Masalahnya perjalanan ke atau dari kota-kota besar seperti Surabaya dan Denpasar rata-rata butuh waktu 6 jam yang membuat malas para wisatawan untuk datang. Sehingga aksesabilitas, amenitas dan atraksi berusaha dikembangkan

"Program 100 hari pertama kami menjabat, pesawat harus masuk. Dan kami melakukannya tanpa subsidi, karena kami tidak mau menyubsidi orang kaya," kata Anas.

Pembangunan terminal bandara baru tidak hanya tentang akses, melainkan juga amenitas karena didesain khas sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Osing Banyuwangi. Termasuk pembangunan hotel-hotel baru yang harus berbintang dan harus menyertakan simbol budaya masyarakat Banyuwangi dari eksterior sampai interior loby maupun kamar-kamarnya.

Kemudian tahun 2012 mulai digelar Banyuwangi Festival yang memiliki 12 rangkaian event, dan terus bertambah hingga tahun 2018 sebanyak 77 event. Anas mengatakan perkembangan festival tak lepas dari partisipasi masyarakat karena banyak acara memang berangkat dari kebudayaan lokal yang merupakan gagasan-gagasan dari bawah.

"Banyak daerah Indonesia timur yang memiliki alam yang lebih indah daripada Banyuwangi, tinggal bagaimana leadership di daerah itu. Kepala dinas tergantung bupatinya, diiajak karaoke semalaman bisa, diajak bekerja juga bisa," kata Anas.

Dia melanjutkan Banyuwangi memilih wisata alam dan berusaha mempertahankannya sebagai daerah wisata alam, dengan menolak izin tempat karaoke dan diskotik. Anas mengatakan hal itu diputuskan bukan berdasarkan penolakan pada perilaku maksiat melainkan mempertimbangkan pada sasaran segementasi wisata yang ingin dibangun.

Sementara Deputi Bidang Pariwisata Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Dadang Rizki Ratman mengatakan, sengaja memilih Banyuwangi sebagai tempat benchmarking meskipun bukan bagian dari regional III. Regional III meliputi 13 provinsi, mulai dari Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), provinsi-provinsi di Sulawesi dan Maluku, serta Papua dan Papua Barat.

"Pesertanya kepala dinas pariwisata dari 200 kabupaten kota itu. Kami ingin memperlihatkan kawan-kawan dari regional III bagaimana Banyuwangi mengembangkan pariwisata dari nol. Memperlihatkan bagaimana integrasi lintas sektornya, lintas para pelakunya," kata Dadang.

Dia mengatakan memang banyak kendala yang dihadapi untuk mengembangkan pariwisata Indonesia timur, terutama soal akses. Namun dia mengatakan industri pariwisata memang menuntut konsekwensi usaha dimana harus ada upaya menghidupkan dan mengembangkan.

"Inilah contoh yang ada di Banyuwangi, walaupun katakanlah ada kelebihan dan kekurangan, tapi faktanya ini jalan. Selain pemkab yang jalan, di lapangan ada pelaku pariwisata yang ngejalaninnya," katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pariwisata
  2. Abdullah Azwar Anas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA