1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Lebih atraktif, Banyuwangi Ethno Carnival 2018 perkuat eksplorasi tradisi

"BEC tahun ini kami kemas lebih atraktif dari tahun-tahun sebelumnya. Konsepnya baru, seperti tema busananya yang lebih beragam".

parade fesyen etnik Banyuwangi Ethno Carnival. ©2018 Merdeka.com Reporter : Endang Saputra | Rabu, 25 Juli 2018 13:38

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi akan kembali menggelar parade fesyen etnik Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pada Minggu, 29 Juli 2018. Karnaval etnik yang digelar tiap tahun sejak 2011 dan telah ditetapkan sebagai "Top 10 Calendar of Event 2018" Kementrian Pariwisata (Kemenpar) ini dipastikan tampil lebih atraktif dibanding sebelumnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, BEC merupakan salah satu atraksi wisata budaya daerah yang dibalut dalam kemegahan karnaval modern. Setiap tahunnya, BEC menyuguhkan kreasi busana dengan tema berbeda yang berakar pada seni dan tradisi lokal.

"BEC tahun ini kami kemas lebih atraktif dari tahun-tahun sebelumnya. Konsepnya baru, seperti tema busananya yang lebih beragam, konsep panggung yang berbeda hingga penampilan talent-talent BEC yang lebih atraktif," ujar Anas, Rabu (25/7).

Tahun ini, BEC mengangkat tema 'Puter Kayun', tradisi para leluhur warga Boyolangu Banyuwangi menaiki delman hias menuju Pantai Watu Dodol untuk menggelar selamatan pada hari kesepuluh bulan Syawal.

"BEC konsisten selalu mengusung tema yang berakar pada tradisi lokal untuk kita perkenalkan ke publik global. Semoga dengan strategi budaya ini kita bisa menghargai produk budaya Nusantara yang sangat beragam untuk saling bersanding dengan budaya global," ujar Anas.

Anas mengatakan, konsep BEC tahun ini lahir dari hasil kolaborasi para pelaku seni Banyuwangi dengan akademisi seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang melibatkan koreografer tari ternama, Eko Supriyanto, yang ikut mengonsep aksi tari dalam pembukaan Asian Games 2018.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda mengatakan, tema besar 'Puter Kayun' akan dipecah menjadi 10 sub tema yang dituangkan dalam 120 busana etnik.

"Banyaknya tema ini untuk memberikan suasana baru bagi penonton. Kami juga ingin berbagi wawasan yang lebih luas dan mendalam kepada wisatawan tentang makna filosofis dari sub tema tradisi yang diangkat. Jadi tradisi lokal yang diangkat kami eksplorasi lebih dalam," imbuh Bramuda.

BEC tahun ini juga mengajak para pengunjungnya bisa lebih menikmati atraksi karnaval. Pasalnya, selain ada panggung utama, akan disediakan 10 panggung yang tematik, menyesuaikan sub tema BEC yang diangkat tahun ini.

Ke sepuluh sub tema tersebut adalah Kupat Lepet, Tapekong, Oncor-oncoran, Keris, Buyut Jakso, dan Gedogan. Ada juga sub tema jaran (kuda), dongkar (delman), ejeg (kusir), dan segoro (pantai) watu dodol.

"Bagian-bagian dari tradisi Puter Kayun diangkat jadi sub tema yang dituangkan dalam tema busana. Mulai dari makanan khas, hiburan, aksesoris pelengkapnya, tokohnya, dokar, hingga Pantai Watu Dodolnya," ujar Bramuda.

BEC juga dipastikan makin seru dengan penampilan 100 penari gandrung, sendra tari, dan puluhan musisi Banyuwangi yang terkenal dengan lagu berbahasa Osing.

(ES/ES)
  1. Pariwisata
  2. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA