Pakai busana tari gandrung, turis asing ikut meriahkan BEC 2016

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2016, selain dimeriahkan oleh 150 talent yang mengenakan pakaian karnaval dengan tema The Legend of Sritanjung Sidopekso, juga dihadiri 11 tamu Wisman mengenakan pakaian tari gandrung.

Saat ditemui Merdeka Banyuwangi, para Wisman yang berasa dari beragam negara ini menyiapkan diri untuk merias dan mengenakan pakaian gandrung.

"Pakaian tradisional ini ketat, tapi enak di badanku," ujar Nataly Suntsova (30), warga negara Ukraina, Sabtu (12/11).

Nataly datang ke Banyuwangi bersama teman-temannya yang bersal dari beragam negara, mulai Srilanka, Rusia dan Ukraina. "Ini pertama kalinya datang. Saya diundang untuk ke sini. Saya suka budaya dan seni," ujar Nataly.

Dia bersama rombongannya datang ke Banyuwangi melalui penawaran paket dari agen travel. Sebelumnya, mereka ke Malaysia, kemudian di Indonesia selama enam bulan, salah satunya di Banyuwangi dan akan melanjutkan ke Thailand.

"Saya datang tadi pagi. Saya dulu seorang model. Kami semua sebenarnya tidak tahu cara menarinya. Saya senang karena ini adalah pengalaman pertama kali saya," ujarnya melanjutkan.

Sementara itu, Wisman laki-laki yang juga dirias sebagai penari, Dzmitry Magvay, warga asal Republik Bela Rusia menambahkan, dia mengenal pertama kali Banyuwangi dari jejaring sosial. Dan saat ini rasa penasarannya terbayar, apalagi langsung diajak berpartisipasi dalam event BEC 2016 di Banyuwangi.

"Saya tahu Banyuwangi dari Facebook. Di negara saya sangat dingin. Saya senang bisa mengikuti ini," kata Dzmitry.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, mengatakan para Wisman ini memang sengaja diundang untuk memeriahkan BEC.

"Mereka memang sengaja kami undang untuk memeriahkan BEC tahun ini. Kalau undangannya yang tercatat ada 5000. Tapi diperkirakan lebih dari itu yang datang," ujarnya.

600 Personel polisi dikerahkan

Untuk mengamankan dan menyukseskan jalannya BEC 2016, jajaran aparat mulai dari Satpol PP, TNI, Polisi dan Senkom (organisasi sukarelawan) melakukan penjagaan di berbagai titik lokasi keramaian BEC.

AKP Bakin, Kasubag Humas Polres Banyuwangi menjelaskan, dari keseluruhan ada sekitar 600 personel diterjunkan untuk melancarkan jalannya BEC. Terutama untuk mengatur jalannya lalu lintas, dan penertiban penonton yang mau berkunjung.

"Keseluruhan, lebih kurang ada 600-an, mulai Satpol PP, TNI, Polisi, Senkom. Kami mengamankan seluruh jalur, mulai start sampai sampai finis, mulai Blambangan, Masjid Baiturahman sampai Pemda," kata Bakin kepada Merdeka Banyuwangi.

Bakin melanjutkan, koordinasi dengan para satuan aparat dengan panitia sudah berlangsung sejak pertengahan Oktober. Teknis pengaturan lalu lintas dan petunjuk bagi warga yang akan menonton, salah satunya dengan menjaga tiap titik jalur alternatif sepanjang jalur BEC.

Selama berlangsungnya BEC, memang terdapat banyak tempat parkir untuk para penonton. Mulai di sekitar taman Belambangan, Pasar Banyuwangi dan Pendopo.

"Untuk tahun ini personil lebih banyak. Kalau tahun lalu kekuatan personil 500. Ini karena menyesuaikan tahun ini lebih banyak pengunjung yang datang," lanjutnya.

Pagelaran BEC 2016 yang berlangsung mulai sekitar pukul 13.00 sampai 16.00 WIB ini, diantisipasi dengan sistem buka tutup jalur mulai pukul 11.00 WIB, sebab sebelum BEC dimulai sudah banyak pengunjung berdatangan.

Untuk mengatasi kemacetan, polisi juga melakukan alih jalur baik untuk kendaraan roda dua dan roda empat yang melakukan perjalanan dari Jember-Banyuwang-Situbondo.

"Jalur dari arah Jember ke Situbondo, dari simpang empat, dialihkan ke simpang empat karangente. Baik roda dua roda empat lewat sana semua. Ini untuk mengamankan dan menyukseskan jalannya BEC," ujarnya.