Dipilihnya Banyuwangi karena sudah dikenal semangatnya mengenalkan kopi daerah.
Merdeka.com, Banyuwangi - Puluhan anggota Asosiasi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) dari berbagai provinsi di Indonesia, hadir ke Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi. Para anggota Aman akan saling berbagi pengolahan kopi, sekaligus membentuk Asosiasi Kopi Masyarakat Adat.
Ketua Aman Banyuwangi, Agus Hermawan menjelaskan ada 11 anggota Aman yang hadir, seperti dari Toraja, NTB, NTT dan Bengkulu. Masing-masing membawa produk kopi daerahnya. Dalam workshop mereka saling bercerita tentang ciri khas kopi daerahnya masing-masing, baru kemudian saling berbagi cita rasa seduhan kopi.
"Anggota adat kami ada 2332 orang di seluruh Indonesia. Setiap komunitas adat memiliki keunikan di daerahnya, termasuk potensinya dan produksi. Saat ini kami angkat itu kopi," ujar Agus kepada Merdeka Banyuwangi.
Agus melanjutkan, di Banyuwangi sendiri sudah ada lima kawasan yang sudah produktif menghasilkan kopi. Seperti di wilayah Desa Banjar Kecamatan Licin, Kemiren, Kenjo, Kampung Anyar Kecamatan Glagah, dan Gombengsari Kecamatan Kalipuro.
Pengurus Besar Aman, kata Agus memilih Banyuwangi sebagai tempat workhop dan launching Asosiasi Kopi Masyarakat Adat karena sudah dikenal semangatnya mengenalkan kopi daerahnya. "Karena dinilai punuya nama menjadi penggerak kopi," ujarnya.
Sementara itu, Direktorat Pemberdayaan Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari AMAN, Mirza Indra (55) mengatakan kegiatan ini merupakan inisiatif dari Aman untuk meningkatkan nilai jual kopi Nusantara, sekaligus agar masyarakat bisa menikmati kopi yang enak.
"Pemasaran kopi akan kami bantu, agar harga jual kopi meningkat bisa sekelas starbucks. Karena selama ini masyarakat hanya menjual dengan harga murah dan hanya menikmati kopi akkirnya saja," kata Mirza.