Kambing etawa kecil, jenis hias, dari bobot rata-rata 15-20 kilogram bisa laku hingga Rp 10 juta.
Merdeka.com, Banyuwangi - Komunitas Peternak Kambing Etawa Banyuwangi, mengadakan kontes kambing etawa agar nilai jualnya meningkat. Kontes khusus kambing ini, juga ingin menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi bisa menjadi ikon bibit kambing unggul.
Ketua Panitia Kontes Kambing Etawa, Hariyono, mengatakan kegiatan ini murni diselenggarakan oleh para peternak, dan baru yang pertama digelar di Banyuwangi. Peserta kontes juga diikuti peternak se-Kabupaten Banyuwangi.
"Teman-teman sudah sering ikut kontes di tingkat Jatim dan nasional. Bahkan jadi juara. Tetapi baru ini di Banyuwangi ada kontes khusus kambing," ujar pria Hariono, di lokasi kontes lapangan Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Minggu (11/3).
Dia mengatakan, kontes kambing berbeda dengan sistem kontes sapi. Kontes kambing memiliki penilaian seni, mulai dari bentuk telinga, kepala, ekor, tinggi, gemuk, dan perpaduan warna bulu yang bagus.
"Ingin menunjukkan ke peternak, kalau kambing itu, kontesnya tidak sama dengan sapi. Karena nilai seninya tinggi. Kalau sapi main di besar-besaran," kata pria yang juga menjadi Ketua Komunitas Peterak Kambing Etawa ini.
Selain itu, kontes kambing etawa bisa meningkatkan nilai jual. Kambing etawa kecil, jenis hias, dari bobot rata-rata 15-20 kilogram bisa laku hingga Rp 10 juta, namun bila dijual dengan harga potong daging hanya Rp 400-500 ribu.
"Kalau ada riwayat kontes juara harga bisa Rp 10 juta. Sementara Kategori ekstrem yang besar dengan berat 1,2 kwintal, dijual sekitar Rp 5-6 jutaan. Bila sudah mengikut kontes harganya bisa mencapai Rp 30 juta.
"Soalnya bisa jadi pejantan bagus, anaknya bisa mahal. Kami ingin Banyuwangi, punya ikon kambing berdarah kontes," jelasnya.
Saat ini, kata Hariyono, populasi kambing jenis etawa di Banyuwangi sudah meningkat drastis. Sementara untuk sentra peternak etawa, sudah menyebar di seluruh Banyuwangi, terutama di Kecamatan Kalipuro, Kelurahan Gombengsari karena memiliki sumberdaya alam yang mendukung. Terdapat banyak sumber makanan kambing yang ditanam di area kebun kopi.
"Di Kalipuro, prediksi untuk yang jenis etawa, di daerah Kelurahan Gombengsari saja, ada 2000 KK, dan 60 persen warganya peternak," jelasnya.
Saat ada kontes, peternak kambing di Banyuwangi bisa semangat menyiapkan kambing terbaik untuk ikut kontes tiap tahunnya. Selama ini, peternak juga sudah memanfaatkan kambingnya untuk diperah susunya.
"Mau bangun kesadaran, agar bukan hanya jadi peternak, tetapi pengusaha ternak karena dituntut kreativitas dan inovasi, hingga mandiri di pemasaran," jelasnya.
Saat ini, para peterak sudah mandiri memasarkan kambingnya tidak hanya di daerahnya, malainkan sudah sampai luar kota.
"Pasarnya sekarang sudah sampai ke Madura, Lumajang, Blitar, dan Malang. Mereka datang ke Banyuwangi untuk cari kambing unggul," katanya.
Kontes kambing etawa ini, diikuti oleh puluhan peternak, dengan kategori kelas A hingga E hingga ekstrem, dengan penilaian detail secara terbuka. Peserta memperebutkan hadiah hingga puluhan juta rupiah.