1. BANYUWANGI
  2. GAYA HIDUP

Berlatih sepatu roda bisa jadi terapi bagi anak yang kecanduan gadget

"Lewat sepatu roda ini, anak saya termasuk yag lain bisa meninggalkan handphone sedikit demi sedikit," ujar Totok.

Komunitas Banyuwangi Inline Skate Activity (BISA). ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 17 April 2017 16:06

Merdeka.com, Banyuwangi - Ratusan Anak-anak yang tergabung dalam Banyuwangi Inline Skate Activity (BISA) terlihat asik bermain sepatu roda di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Minggu malam (16/4). Sepatu roda akhir-akhir ini menjadi permainan dan olahraga anak yang tren di Banyuwangi. Selain di Taman Blambangan, di setiap gang perumahan seringkali ditemui anak-anak asik bermain sepatu roda.

Ketua komunitas Lutfi Rohman menjelaskan, permaianan ini mulai di gemari anak-anak di Banyuwangi mulai awal Januari lalu. Hingga orangtua yang sering menemani anaknya bermain, berinisiatif mendirikan komunitas BISA agar dapat mewadahi kegiatan dan merangkul anggota baru.

"Awalnya tidak ada wadahnya, anak-anak main sendiri di sini hanya sekitar 8 anak. Kemudian orangtua yang dampingi berinisiatif buat komunitas, harapannya kami punya atlet kecil mewakili Banyuwangi dalam event nasional kelak," ujar Lutfi saat mendampingi anaknya latihan.

Dari delapan anak, saat ini anggota BISA sudah mencapai 200 anak. Melalui komunitas ini anak-anak yang masih bermain sepatu roda di jalanan gang rumah diajak untuk bergabung agar aman saat bermain.
 
Selain di Taman Blambangan, komunitas BISA juga diberi ruang latihan di jalan raya saat car free day di Taman Blambangan tiap hari Minggu pagi. "Sekarang latihannya seminggu tiga kali. Malam Senin, Jumat dan Minggu saat car free day," ujarnya.

Sementara itu, Totok relawan pelatih sepatu roda anggota BISA akan melatih teknik dasar mulai dari belajar bisa berdiri, jalan sampai zik-zak. Baru kemudian belajar ngerem dan atraksi seperti skate cross, jumping dan speed.

"Kalau rutin dua minggu sudah bisa. Karena di sini belajarnya bareng-bareng, jadi anak-anak senang sambil bermaian," ujar Totok.

Dari kegiatan bermain sepatu roda ini, Totok merasakan anaknya sendiri yang menjadi anggota BISA sudah mulai meninggalkan kesibukan menyendiri bermain game di gadget.


"Lewat sepatu roda ini, anak saya termasuk yag lain bisa meninggalkan handphone sedikit demi sedikit. Seperti permainan game yang mengganggu pelajaran mulai berkurang," jelasnya.

Saat ini, anak-anak dalam Komunitas BISA sudah rutin latihan untuk persiapan lomba pada 30 April mendatang di Probolinggo. Ada 25 anak yang rencananya akan diberangkatkan untuk ikut dalam lomba tingkat provinsi Jawa Timur tersebut.

Di sisi lain salah satu anggota BISA Tio (9) siswa SDN Lateng mengatakan, selama tiga bulan aktif bermain sepatu roda. Dirinya sudah bisa meninggalkan kesibukan bermain game di handphone."Kalau sekarang saya milih bermain sepatu roda dari pada game. Kalau dulu saya senang main game mini craf," ujar Tio di sela bermain sepatu roda.

(FF/MUA)
  1. Komunitas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA