"70 persen toilet di Banyuwangi kini lebih terkelola dan terjaga, baik soal kebersihan maupun pembuangannya," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ajak masyarakatnya untuk selalu menjaga kebersihan, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menggelar Festival Jeding Rijig atau toilet bersih. Event ini, juga sekaligus untuk meningkatkan kualitas infrastruktur penunjang atau amenitas pariwisata di Bumi Blambangan.
Sejak diluncurkan setahun lalu, festival ini mampu meningkatkan pengelolaan toilet, khususnya toilet publik. Alhasil, daerah berjuluk the Sunrise of Java ini terlihat lebih bersih dan terawat.
"70 persen toilet di Banyuwangi kini lebih terkelola dan terjaga, baik soal kebersihan maupun pembuangannya. Harapan kami, 30 persen sisanya akan tercover lewat pelaksanaan Festival Toilet Bersih tahun ini," terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat melaunching Festival Toilet Bersih di Taman Blambangan Banyuwangi, Selasa kemarin (29/3).
Festival ini ditandai dengan bersih- bersih toilet di Taman Blambangan oleh Bupati Anas. "Festival ini bisa memotivasi orang lebih peduli pada kebersihan toilet. Selama ini, posisi toilet kerap disepelekan. Letak toilet rata-rata berada di bagian belakang sering dijadikan alasan untuk tidak terlalu memperhatikannya," kata dia.
Masih kata dia, festival ini juga merupakan gerakan pengembangan wisata dengan spirit humanisme. "Karena toilet bersih mencerminkan kepribadian masyarakat, merepresentasikan iman dan meningkatkan kesehatan."
Menurut orang nomor satu di Tanah Osing (Using) ini, dari sisi pariwisata, Banyuwangi berkepentingan dengan gerakan toilet bersih. Karena toilet menjadi salah satu fasilitas penunjang agar wisatawan merasa nyaman.
"Toilet adalah salah satu fasilitas penunjang pariwisata yang sangat penting. Ini juga ikut menentukan daya saing wisata karena wisatawan sangat menikmati daerah yang fasilitas penunjangnya memadai," paparnya.
Selain itu, Banyuwangi juga ingin ikut berkontribusi pada upaya peningkatan daya saing pariwisata Indonesia, yang saat ini berada di peringkat 50 dari 141 negara berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum (WEF) pada 2015.
Kata Anas, daya saing wisata dipengaruhi banyak variabel. Seperti misalnya indikator kesehatan dan higienitas. Salah satu faktor yang masih lemah sesuai laporan WEF itu adalah masalah health and hygiene.
"Untuk itu, Banyuwangi sangat mendukung penuh kerja-kerja kementerian pariwisata untuk meningkatkan daya saing pariwisata. Gerakan toilet bersih menjadi sumbangsih kecil Banyuwangi untuk pariwisata Indonesia," tandasnya.
Senada, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan menjelaskan, toilet-toilet di area perkantoran, secara umum sudah terjadi perbaikan. "Tujuh puluh persennya sudah mulai bagus. Begitu juga dengan yang ada di sekolah, yang bagus sudah 60 persen," katanya.
Tak hanya itu, menurut Arief, terminal dan pelayanan umum rumah sakit, di tahun ini (2016) juga menjadi sasaran perhatian Pemkab Banyuwangi. "Demikian pula bandara yang terus diperbagus bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," jelasnya.
Pemkab Banyuwangi juga menjalin sinergi dengan pemerintah pusat untuk membenahi fasilitas toilet di tiap destinasi wisata yang masuk kawasan konservasi seperti di Gunung Ijen atau Taman Nasional Alas Purwo.
"Alhamdulillah, kemarin Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya), saat berkunjung ke Banyuwangi sangat mendukung program kami," pungkas Arief.
Sekadar tahu, Festival Jeding Rijig atau toilet bersih ini, digelar bersamaan dengan agenda Festival Sedekah Oksigen, yaitu pada 29 Maret.