1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi rangkul masyarakat adat bangun desa

Setelah mendapatkan pengakuan negara dan payung hukum, mereka bisa mengakses bantuan dana APBD.

Wanita Desa Kemiren Banyuwangi bermain musik dengan pukulan lumpang. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 22 Maret 2018 10:27

Merdeka.com, Banyuwangi - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Banyuwangi, Jawa Timur berusaha merangkul masyarakat adat dalam membangun desa-desa di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu. Hal itu disampaikan kepada puluhan tokoh adat, pemerintah kecamatan dan desa dalam acara pertemuan di Gedung Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Banyuwangi, Rabu (21/3).

Tokoh adat diminta aktif memberikan pendidikan tata krama dan sopan santun kepada kaula muda. Pendidikan nilai-nilai leluhur desa yang diajarkan kepada masyarakat oleh tokoh adat merupakan pendidikan, yang masuk dalam dimensi sosial desa.

"Bukan dalam pembangunan fisik, tetapi terkait adab dan sopan santun. Jangan sampai, jalan maju, ekonomi maju, tetapi tidak ada karakter budaya," kata Kepala DPMD Banyuwangi, Zen Kostolani.

Dua dimensi lain yang menjadi sasaran kerja DPMD Banyuwangi adalah ekonomi dan ekologi di 189 desa. Bila 3 dimensi berhasil dinaikkan, Indeks Desa Membangun (IDM) Banyuwangi juga akan meningkat.

Jatim kurang lembaga adat

Sementara itu, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Adat Provinsi Jawa Timur Susana Hariyani mengatakan Jatim sendiri minim lembaga adat masyarakat. Dia mengatakan dari ribuan kelompok masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan adat, belum ada 100 desa yang memiliki lembaga adat.

Dia mengatakan lembaga adat sebenarnya memudahkan mereka dalam menyelenggarakan kegiatan adat. Setelah mendapatkan pengakuan negara dan payung hukum, mereka bisa mengakses bantuan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau sumber lain.

"Kalau kita lihat kan banyak sekali, berapa ribu gitu kegiatan-kegiatan (adat). Tetapi mereka belum terlembagakan," kata Susana.

Masalah lain adalah masyarakat banyak yang kurang paham pentingnya adat istiadat. Mereka belum tahu pentingnya melestarikan nilai-nilai yang diwariskan leluhur mereka sendiri.

Untuk itu, Susana mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan sosialisasi pentingnya adat istiadat dan upaya untuk mengembangkan dengan perwakilan adat semua kabupaten dan kota di Jatim. Dia juga akan mengajak mereka supaya membangun lembaga adat di desa masing-masing. Sosialisasi akan melibatkan perempuan adat, pemuda adat, masyarakat pesisir, hingga masyarakat agraris Jatim pada sesinya masing-masing.

Di Banyuwangi sendiri hanya ada Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh yang memiliki kegiatan adat Kebo-keboan yang memiliki lembaga adat. Meski banyak acara adat di desa-desa lain, namun belum terdaftar sebagai lembaga adat resmi.

Namun Susana mengapresiasi upaya DPMD Banyuwangi yang telah berupaya merangkul tokoh adat dalam mengembangkan desa. Hal itu juga akan berdampak pada lestarinya adat istiadat masing-masing wilayah.

"Pelaku bisa lebih eksis dan meningkatkan adat istiadat yang ada. Kami dari provinsi sangat mengapresiasi dan sangat mendukung," katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pariwisata
  2. Seni dan Budaya
  3. Dana Desa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA