1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Begini cerita tetangga Suliono, penyerang misa di Gereja Santa Lidwina Sleman

Akhir bulan Maret 2017, Suliono sering mengenakan jubah dan mendatangi Mubarok.

Keluarga dan tetangga suliono di Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Senin, 12 Februari 2018 08:51

Merdeka.com, Banyuwangi - Seorang pemuda yang menyerang Gereja Santa Lidwina, Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga merupakan warga Banyuwangi.

Suliono (23) sang pelaku berasal dari Dusun Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran yang pindah ke Poso saat sekolah SMA, dan terakhir dikabarkan tinggal di Padepokan Topo Lelono, Pesantren Sirojul Mukhlasin di Magelang.

Dia mulai terlihat tidak cocok pada paham pada cara beragama tetangga-tetangganya saat kelas 3 SMP. Padahal keluarganya, Mistaji (58) ayahnya dan Edi Susiah (54) serta 2 orang kakaknya di Sulawesi Selatan dikenal sebagai umat muslim yang baik.

Kepada Merdeka Banyuwangi, Ketua Majelis Tamir Masjid dan Mushola Desa Kandangan dan Sarongan, Mubarok mengatakan, sejak kecil dia sudah belajar agama Islam seperti anak-anak lainnya.

Suliono bahkan selalu diundang sebagai qori Alquran dalam berbagai acara karena memiliki suara merdu. Akhir bulan Maret 2017, Suliono sering mengenakan jubah dan mendatangi Mubarok. "Sepulang dari Sulawesi dia menantang saya untuk mendebatkan perbedaan pemahaman agama," kata Mubarok di rumahnya, Minggu (11/2).

Meskipun begitu, kata Mubarok, Suliono tetap mengakui Pancasila dan tidak memiliki niat mendirikan negara Islam. Mubarok juga belum pernah mendengar Suliono membicarakan paham umat agama lain. "Agama saya hanya Islam, tidak ada embel-embel lain," kata Mubarok, menirukan ucapan Suliono.

Sebelumnya diberitakan Romo Pier dan 3 orang jemaat Gereja Santa Lidwina lainnya mengalami luka sajam setelah diserang Suliono dengan sebilah pedang. Penyerangan itu terjadi saat jemaat gereja bersiap melaksanakan ibadah Misa.

"Jemaat yang luka dibawa ke RS Panti Rapih. Mukarto warga Nogotitrto yang juga dosen di Sadhar (Universitas Sanata Dharma) luka di punggung. Budiono luka di kepala dan punggung agak dalem, lukanya mendapat perawatan di Panti Rapih juga," ungkap Ketua Gereja Santa Lidwina, Sukatno.

Keluarga di Banyuwangi syok

Pihak keluarga Suliono (23), terduga pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina di Banyuwangi kini menutup diri. Merdeka Banyuwangi berhasil masuk ke rumah orang tuanya, Mistaji (58) ayahnya dan Edi Susiah (54) sang ibu di Dusun Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Namun, sesampainya di sana, setelah ngobrol sebentar dan mengetahui didatangi wartawan, Susiah mengaku sedang tidak bisa menerima tamu. "Kalau saudara ya silahkan, kalau bukan saudara keperluannya apa, ini kan masih susah," kata Susiah sembari berdiri di depan pintu meminta tamu keluar.

Sebelumnya sepasang suami-istri ini tetap bersikap sopan, seperti yang dikatakan para tetangga. Mistaji yang biasa dipanggil Gajun juga mengeluhkan kebingungannya. Dia nampak lebih banyak diam dan menunduk, meski bisa menanggapi saat disapa. "Saya bingung ini memikirkan masalah," kata Mistaji sambil memijiti jidatnya.

Namun mereka mengatakan Suliono putra mereka sudah beberapa kali pulang ke rumah. Berdasarkan kalender yang ditemukan di rumah itu, diperkirakan selama ini Suliono tinggal di Padepokan Topo Lelono, Pesantren Sirojul Mukhlasin di Magelang.

Yono (50) salah satu tetangga mengatakan orang tua Suliono adalah warga yang baik, selalu bersikap lemah lembut. Mereka berdua bekerja sebagai buruh tani. "Dia pulang 6 bulan sekali. Pas puasa kemarin pulang bajunya beda, pakai gamis," kata Yono.

Dia menjelaskan Suliono juga pemuda yang memiliki sikap yang sopan kepada tetangga. Saat melihat tetangga berada di depan rumah dia selalu menghampiri dan mengapa.

Sedangkan Mistaji-Susiah tercatat sebagai warga kurang mampu yang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan penerima beras warga sejahtera (Rastra).

Sebelumnya diberitakan Romo Pier dan 3 orang jemaat Gereja Santa Lidwina lainnya mengalami luka sajam setelah diserang Suliono dengan sebilah pedang. Penyerangan itu terjadi saat jemaat gereja bersiap melaksanakan ibadah Misa yang dipimpin Romo Pieter.

"Jemaat yang luka dibawa ke RS Panti Rapih. Mukarto warga Nogotitrto yang juga dosen di Sadhar (Universitas Sanata Dharma) luka di punggung. Budiono luka di kepala dan punggung agak dalem, lukanya mendapat perawatan di Panti Rapih juga," kata Ketua Gereja Santa Lidwina, Sukatno.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA