1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Berkah BMX Competition 2016, ekonomi warga Muncar terkerek

"Kami tak jual makanan, tapi kalau (atlet dan official) minta, kami akan sediakan sesuai pesanan dengan harga murah," kata Slamet.

Warung warga Muncar dipadati penonton BMX. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Senin, 04 April 2016 13:59

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi International BMX Competition 2016, yang digelar di Sirkuit Muncar pada 2 hingga 3 April kemarin, membawa berkah bagi warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Sumber pendapatan mereka, sedikit terkerek dengan adanya event berkelas dunia di desanya tersebut.

Antusiasme warga sudah tampak ketika jelang kompetisi digelar, yaitu pada dua hari sebelumnya, tanggal 31 Maret. Mereka suka-cita bergotong royong membersihkan lingkungan dan menjaga keamanan sekitar sirkuit yang dibangun pada 2015 lalu dengan dana Rp 2 miliar tersebut.

Tak hanya itu, sebagian warga juga ‎merelakan rumahnya dijadikan homestay atlet secara cuma-cuma, dan hanya mencari untung dari warung makanannya.

Sugiyanto misalnya. Warga Kedungrejo berusia 55 tahun ini, mengaku tak mengira kalau sirkuit yang dibangun Pemkab Banyuwangi di depan rumahnya, akan didatangi banyak atlet dari luar negeri.

"Sebelumnya, saya cuma dikasih tahu kalau akan ada banyak pembalap top dan orang asing datang ke sini. Kita senang sekali karena desa ini dikunjungi banyak orang," kata Sugiyanto.

Dia juga mengaku, merelakan tempat tinggalnya dijadikan homestay peserta Banyuwangi International BMX. "Kebetulan rumah kami ditempati atlet dari NTB (Nusa Tenggara Barat). Saya senang mereka menginap di rumah kami, tidak usah bayar tidak apa-apa," katanya.

Dia melanjutkan, "‎Apalagi ini kan kejuaraan kelas internasional yang digelar di desa kami, sebagai tuan rumah, tentunya kami akan layani mereka sebaik-baiknya."

Tak hanya rumah Sugiyanto, beberapa warga juga rela rumahnya jadi homebase para pembalap top kelas dunia, baik dari luar Banyuwangi maupun mancanegara, seperti Malaysia, Jepang, Australia, Denmark dan negara-negara lain peserta lomba.

Senada, Slamet, warga Kedungrejo lainnya, juga mengaku tak menarik biaya sewa rumah. "Kami tak jual makanan, tapi kalau (atlet dan official) minta, kami akan sediakan sesuai pesanan dengan harga murah," katanya.

Berkah event di Sirkuit BMX Muncar ini, juga dirasakan Subari. Perempuan 63 tahun ini, satu dari sekian penjual makanan di Desa Kedungrejo. Di warungnya, Subari menjual makanan soto.

Perempuan baya ini mengaku mendapat untung 10 kali lipat. Di hari pertama kejuaraan, Subari untung Rp 1 juta. Padahal, hari-hari biasa, dia hanya mampu mengais pendapatan Rp 100 ribu per hari. "Alhamdulillah, saya mendapatkan berkah dari acara ini," kata Subari.

Banyuwangi Internasional BMX ini juga menyedot perhatian apparel luar kota. Mereka membuka stand di lokasi perlombaan. Salah satunya Elclothes 44 dari Malang. Apparel yang menyeponsori pembalap pelatnas asal Malang, Elga Kharisma Novanda ini, tidak hanya menjual kaos, tapi juga topi dan merchandise.

"Kami biasanya memasarkan produk lewat online. Melalui even ini kami coba membuka stan. Alhamdulillah, hasilnya memuaskan. Kami bisa naikkan omset hingga tiga kali lipat," ujar penjaga stan Elclothes 44.

Sementara itu, Bupati banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa event Banyuwangi Festival digelar, memang sengaja untuk mempromosikan potensi daerah, yang ujung-ujungnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Berdasarkan data BPS pendapatan perkapita Banyuwangi melonjak 62 persen. Di Tahun 2010, masing-masing orang Rp 20,8 juta per tahun, meningkat Rp 38 juta per tahun di Tahun 2015. Angka ini berhasil melampaui sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi," tandas Anas.

(MT/MA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA