Dia menyerukan kepada guru agar membimbing siswa membaca sekaligus tahu isi ceritanya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menemui 16.500 siswa Sekolah Dasar di Taman Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur. Kunjungan ini untuk mendukung kegiatan Discover Banyuwangi Membaca.
Dihadapan ribuan siswa, Muhadjir memanggil beberapa siswa yang gemar membaca untuk maju di hadapannya. "Ayo siapa yang gemar membaca maju ke depan," ujar Muhadjir kepada para siswa di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (4/3).
Sekitar 10 anak satu per satu kemudian maju ke depan. Effendy lantas bertanya, buku apa saja yang sudah dibaca dan disuruh menceritakan isi ceritanya. "Hayo siapa yang berani cerita habis baca apa," tanya Muhadjir.
Nia putri sutiati, siswa SD Kampung Melayu dengan percaya diri bercerita kepada Muhadjir hasil membaca dari pelajaran Bahasa Indonesia, tentang pengorbanan anak penjual kue.
"Ceritanya seorang anak laki-laki tidak punya Ayah, bantu jual kue. teman-temannnya menertawakan. Tapi dia tidak malu menjual kue. Anak tersebut keliling kampung, menjual kue untuk menafkahi keluarganya. Meskipun kecil tapi sudah berani membantu keluarganya," cerita Nia.
Muhadjir kemudian bertepuk tangan mengapresiasi. Dia lantas menyerukan kepada para guru agar membimbing agar anak membaca sekaligus tahu isi ceritanya. "Jangan hanya disuruh baca tapi tidak dibimbing. Harus ditanya ngerti enggak dengan apa yang dibaca. Itu lah pentingnya guru," jelas Muhadjir.
Dia lantas melanjutkan ke siswa lain. Tidak semua mau dan berani bercerita seperti Nia. Ada yang hanya terpaku diam dan hanya senyum saat memegang microfon.
Selain Nia ada lagi Aza Natania Saputri, yang bercerita tentang legenda asal-usul nama Banyuwangi. Tentang kisah Pangeran Sidopekso dan Putri Sritanjung.
"Asal usul Banyuwangi dimulai dari hubungan Sidopekso dan Sritanjung. Karena dituduh selingkuh, Sritanjung kemudian dibunuh, bila darahnya harum berarti dia tidak berbohong. Dan ternyata darahnya wangi," ceritanya panjang lebar.
Muhadjir kembali tepuk tangan dan mengapresiasi karena anak SD sudah memahami cerita lokal daerahnya. Dia lantas meminta agar pihak sekolah menyisihkan anggaran untuk pengadaan buku-buku yang harus dibaca Anak-anak.
"Inilah contoh apa yang dibaca harus mengerti isinya. Saya meminta menyediakan dana untuk mengisi buku-buku cerita, seperti cerita daerah Banyuwangi. Agar membentuk karakter mendorong anak aktif. Salah satunya gemar membaca sejak dini," kata Effendy.