"Kami optimistis menggaet wisatawan AS. Tiap tahun sekitar 300.000 wisatawan AS datang ke Indonesia," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Delegasi Pemkab Banyuwangi bertemu Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Budi Bowoleksono, untuk memperluas pasar pariwisata serta mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bertemu Dubes Budi dalam rangkaian "Remarkable Indonesia Fair" yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mempromosikan destinasi di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu. Turut hadir Konsul Jenderal RI Rosmalawati Chalid.
"Bapak Duta Besar merespons positif upaya Banyuwangi memperluas pasar pariwisata serta keinginan membangun kerja sama peningkatan kualitas SDM. Kami berterima kasih ke Kemenlu, Bapak Dubes, dan Ibu Konjen yang bekerja luar biasa mendorong daerah untuk terlibat dalam sinergi-sinergi global," ujar Anas dalam pernyataan resminya, Senin (9/7).
Beragam destinasi wisata Banyuwangi pun dipaparkan ke lebih dari 80 pelaku usaha pariwisata AS dari American Society of Travel Agents (ASTA). "Dari kegiatan ini, diharapkan terbuka kerja sama antara agen wisata dan pemerintah daerah dalam mendatangkan wisatawan ke Indonesia," jelas Konjen Rosmalawati.
Publik AS mencermati beragam destinasi Banyuwangi, seperti Kawah Ijen dengan fenomena api biru (blue flame), G-Land yang merupakan salah satu pantai berombak terbaik di dunia untuk selancar, dan sejumlah destinasi lain. Ditampilkan pula aksi Tari Gandrung, tarian khas Banyuwangi, yang mendapat apresiasi luas publik AS.
"Kami optimistis menggaet wisatawan AS. Tiap tahun sekitar 300.000 wisatawan AS datang ke Indonesia, dan hampir semuanya ke Bali. Nah, Banyuwangi dekat dengan Bali. Maka kita berupaya tarik mereka agar singgah juga ke Banyuwangi dalam rangkaian liburan ke Bali," ujar Anas.
Belanja dan lama tinggal wisatawan AS, kata Anas, juga lebih besar dibanding wisatawan negara lain. "Kalau Banyuwangi bisa tarik 3 persen saja wisatawan AS yang ke Indonesia, maka hampir 10.000 turis AS datang ke Banyuwangi. Dampak ekonominya besar bagi rakyat. Dan kami sangat terbantu dengan program Kemenlu membangun jejaring wisata seperti ini," ujar Anas.
Difasilitasi Kemenlu, Anas juga diajak mengunjungi MCC Academy, lembaga pendidikan yang memadukan kurikulum berbasis agama dan pengetahuan umum; serta ke Northwestern University untuk bertemu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktor di AS.
Anas bercerita, Banyuwangi telah mendatangkan pakar pendidikan Finlandia, Allan Schneitz, yang dikenal dengan gerakan "dream school" yang mendunia. Guru-guru diberi perspektif baru soal pengajaran berkonsep Finlandia sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia.
"Nah dengan stakeholder di sini kami juga ingin bersinergi, bagaimana misalnya ada perspektif baru yang bisa masuk ke guru-guru kami di Banyuwangi agar inovasi pengajaran terus berkembang. Semoga ada kesempatan bagi guru Banyuwangi untuk short course di AS," ujarnya.