"Dulu kami hanya dijadikan tempat transit, bagi mereka yang ingin menyeberang di Pelabuhan Ketapang," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, mengatakan dulu kota kelahirannya hanya dijadikan tempat numpang toilet oleh para wisatawan. Tapi sekarang, Banyuwangi ramai dikunjungi para wistawan, termasuk turis asing.
Berkat kerja keras pemerintah daerah dan masyarakat yang ingin berubah. Citra Banyuwangi yang dulu dikenal sebagai kota santet, kotor dan jorok, sekarang menjadi tempat wisata yang nyaman dan ramah.
Kata Anas, sejak lima tahun terakhir, beragam kegiatan memikat wisatawan terus digelar. Event Banyuwangi Festival (B-Fest), menjadi strategi jitu Pemkab Banyuwangi merubah image kotanya.
Setip tahunnya, ada 50-an lebih event berbeda, termasuk sport tourisme (kombinasi olahraga dan wisata) digelar di tempat-tempat wisata andalan Banyuwngi, seperti Pantai Boom, Plengkung, Pulau Merah, Kawah Ijen dan masih banyak lokasi wisata menarik lainnya.
"Dulu kami hanya dijadikan tempat transit, bagi mereka yang ingin menyeberang di Pelabuhan Ketapang. Kini kunjungan wisatawan meningkat, kami bukan lagi sekadar tempat numpang ke toilet seperti beberapa tahun lalu," kata suami Ipuk Fiestiandani ini.
The Sunrise of Java terus menggeliat. Sukses di event B-Fest yang pertama pada 2012, Bumi Blambangan terus menggebrak konsep wisatanya, agar para pelancong makin tertarik dan betah di Banyuwangi.
Bahkan, saat duet Anas-Yusuf Widiatmoko kembali memimpin setelah memenangkan Pilkada 2015 lalu, event B-Fest 2016 masih digelar. Salah satunya tiga event yang digelar sekaligus di Taman Blambangan, Sabtu kemarin (9/4), yaitu Festival Sego Cawuk, Agro Expo dan Art Week.
Disebutkan Anas, festival kuliner yang juga ikut meramaikan gelaran B-Fest 2016, bertujuan untuk mengenalkan makanan khas Banyuwangi. Selain itu, juga mendorong rumah-rumah makan selalu menjaga higienitasnya.
"Kalau rasanya enak, sajiannya menarik dan tempatnya bersih, akan semakin menarik bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi untuk mencobanya," ucapnya.
Menurut Anas, event B-Fest sengaja digelar untuk mempromosikan daerah yang ujung-ujungnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan data BPS, pendapatan perkapita Banyuwangi melompat 62 persen, dari 20,8 juta per orang tiap tahunnya di Tahun 2010, naik menjadi Rp 38 juta per orang di Tahun 2015.
"Angka ini berhasil melampaui sejumlah kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur, yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi," pungkas Anas.