"Kehidupan nelayan rentan, kalau kepala keluarganya terjadi apa-apa. Asuransi ini untuk menjamin bila terjadi sesuatu di laut," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas secara simbolis menyerahkan klaim asuransi nelayan kepada dua janda nelayan di Banyuwangi, Jumat (17/2). Mereka masing-masing menerima Rp 160 juta sesuai ketentuan yang ada.
Penyerahan asuransi tersebut dilakukan Bupati Anas dalam Upacara Hari Kesadaran Nasional. Bersamaan dengan itu, simbolis juga diserahkan 5.629 kartu nelayan dan bantuan 18 unit kapal nelayan kepada KUD Mina Tani 45 Pancer, Pesanggaran. Selanjutnya, bantuan tersebut akan diserahkan kepada 6 kelompok usaha bersama Rajegwesi dan 3 kelompok usaha bersama Pancer, Pesanggaran.
Bupati Anas menjelaskan, program asuransi bagi para nelayan dari pusat merupakan bagian dari visi pemerintah untuk meningkatkan sektor kelautan dan perikanan nasional. Selain tentunya untuk melindungi para nelayan.
"Kehidupan nelayan rentan, kalau kepala keluarganya terjadi apa-apa. Asuransi ini untuk menjamin bila terjadi sesuatu di laut, keluarga yang ditinggalkan pun mendapatkan jaminan kehidupan masa depan. Negara harus hadir," ujar Anas.
Data dari Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi menyebutkan sebanyak 13.121 dari 25.665 nelayan yang menjadi penerima program asuransi jiwa satu juta nelayan. Namun, dari 13.121 nelayan tradisional, baru 5.629 yang terdaftar memenuhi persyaratan program asuransi nelayan.
Untuk itu, Bupati Anas mengimbau pada para nelayan tradisional segera membuat kartu nelayan. Tujuannya agar masuk dalam skema asuransi jiwa asuransi nelayan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemkab adalah memperluas informasi ini kepada masyarakat dan memfasilitasi nelayan agar menjadi peserta asuransi.
"Jadi ini paralel yang kita kerjakan. Di satu sisi kita mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan lewat produktivitas kerja nelayan, di satu sisi kita berusaha memproteksi mereka lewat asuransi," kata Anas.
Salah satu penerima klaim asuransi nelayan, Hadijah (60), mengatakan sangat bersyukur mendapatkan perhatian dari pemerintah. Ibu dua anak tersebut menerima klaim asuransi sebesar Rp 160 juta atas kematian suaminya, Ahmad Riyadi.
"Ya sedih ditinggal suami, tapi bagaimana pun harus tetap kuat. Alhamdulillah, saya dapat asuransi. Ini akan saya buat tambahan modal jualan ikan dan memperbaiki rumah. Soalnya, rumah saya memang sudah rusak," kata Hadijah yang tinggal di Jalan Riau RT 2/3, Kampung Mandar.
Sama halnya dengan Hadijah, Usmiyati (50), juga tak kuasa menahan rasa harunya saat menerima klaim asuransi atas kematian suaminya, Slamet Ngadiyono nelayan Grajagan, Kecamatan Puwoharjo. Slamet meninggal akibat penyakit komplikasi yang dideritanya seminggu lalu.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo menambahkan, pemerintah akan gerak cepat untuk mendata sisa nelayan yang belum tercover asuransi. Dalam waktu dekat, dinas akan jemput bola mendatangi nelayan secara langsung ke tempat tinggalnya.
"Untuk pendataan ini kami melibatkan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), dan memaksimalkan peran kades dan camat setempat. Pendataan tersebut sekaligus untuk memastikan, mana nelayan yang tergolong nelayan kecil untuk dibantu asuransinya dan mana yang tidak," kata Hary.