Smart kampung di Banyuwangi tidak hanya tentang pelayanan cepat, tetapi juga adanya program pemberdayaan masyarakat yang mencukupi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berupaya memasukkan nilai baru, yakni kepariwisataan dalam program smart kampung. Hal itu disampaikannya setelah melaksanakan rapat koordinasi dengan kepala dinas dan pegawai Pemda Banyuwangi di kantornya, Senin (29/1).
Gagasan unik yang memadukan pelayanan publik dan pariwisata itu dicetuskannya sehari setelah Smart Kampung dinyatakan diadopsi Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Gus Ipul menyatakan akan mencontoh program yang sudah jalan di 189 desa itu, saat bertemu Anas dalam acara Halaqoh Kebangsaan di Pondok Pesantren Ibnu Sina Banyuwangi, Minggu (28 / 1).
"Jadi akan kita daftarkan sebagai destinasi wisata, kita kan punya daftar seperti itu. Selain mal pelayanan publik, smart kampung yang berjalan bagus juga bisa dijadikan destinasi wisata," kata Anas.
Anas mengatakan proses pelayanan masyarakat dan kegiatan sosial juga bisa menjadi daya tarik wisatawan. Tidak hanya alam dan even, wisatawan juga ingin melihat proses kehidupan di desa-desayang tradisional, original dengan keramahan.
"Kalau kita ke Jepang, ingin ke Ginza ya ke Ginza. Tapi kan ingin tahu bagaimana lembaga sosial di sana akan jadi inspirasi," kata Anas.
Smart kampung di Banyuwangi tidak hanya tentang pelayanan cepat dengan aplikasi mobile dan koneksi internet. Tetapi juga adanya program pemberdayaan masyarakat yang mencukupi.
Juga harus ada perpustakaan yang menarik, dilengkapi koleksi buku yang cocok untuk anak-anak dan remaja desa. Misalnya di perpustakaan kantor Desa Karanganyar, Kecamatan Glagah, terdapat koleksi buku budidaya lele, teknik mesin, teknik las, pembuatan kue hingga cerita-cerita bergambar.
Berbagai pelayanan publik yang membutuhkan approval camat, juga bisa diberikan oleh camat melalui telepon genggamnya. Misalnya surat keterangan keluarga miskin, bisa disetujui camat walau dia dalam kegiatan luar kantor.
Program yang terus dikembangkan 3 tahun terakhir itu, selain mempercepat pelayanan juga menghemat waktu dan energi masyarakat. Tidak perlu jauh ke kantor camat, atau kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi, banyak layanan bisa didapatkan di kantor desa.
"Berkat dukungan para kepala desa di Banyuwangi, program smart kampung bisa terus berkembang," katanya.