Wisata sosial ini melibatkan rumah singgah lansia dan orang terlantar Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi, di Kecamatan Licin.
Merdeka.com, Banyuwangi - Perkembangan pariwisata Banyuwangi digiring Bupati Abdullah Azwar Anas ke level yang lebih tinggi, yang melibatkan empati wisatawan. Sebagai proyek awal, wisata sosial ini melibatkan rumah singgah lansia dan orang terlantar Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi, di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Data terakhir menyebutkan, ada 10 orang lansia yang dirawat di rumah singgah di lahan berhawa sejuk itu. Sebelumnya ada 13 orang yang ditempatkan disana, namun sebagian telah dipindahkan ke unit lain agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
Kepada Merdeka Banyuwangi, Anas mengatakan, bila telah siap, pihaknya akan memasukkan rumah singgah dalam daftar tempat wisata. Kemudian harus ada data jelas yang ditampilkan dengan nama, tanggal masuk dan keluar, serta keterangan lain agar pengunjung bisa melihat rekam pelayanan di rumah singgah tersebut.
"Kita merekomendasikan dalam bahasa Inggris, memberikan daftar destinasi. Misalnya ada aktifis sosial dari Austria, ingin melihat alam ya melihat alam. Tapi ditambah melihat penanganan kita pada orang terlantar seperti apa," kata Anas, di kantornya, Senin (29/1).
Anas mengumpamakan saat berwisata ke Jepang, orang yang ingin pergi ke Ginza akan pergi ke Ginza. Tapi banyak juga yang penasaran bagaimana lembaga-lembaga sosial bekerja di sana, sehingga wisatawan pulang juga membawa inspirasi.
"Rumah singgah bagi orang terlantar itu akan kita perbaiki, setelah itu orang juga bisa lihat ke sana," kata Anas lagi.
Secara bertahap, Anas juga ingin agar lembaga-lembaga swadaya masyarakat di bidang sosial seperti taman baca, turut menjadi tempat wisata. Akan diseleksi taman baca yang berkualitas dan mampu meningkatkan minat baca anak-anak di lingkungannya, untuk didaftarkan jadi tujuan wisatawan melihat aktivitas sosial yang terbangun.
"Orang bisa saja berdonasi lalu membuat jejaring, oh di negara ini ada funding. Kita juga mau mulai mengarah satu level ke atas, yakni wisata dan juga empati sosial," ujar Anas.
Proses pelayanan masyarakat di mal pelayanan publik dan smart kampung di desa-desa juga akan didaftarkan dalam list destinasi wisata. Edukasi pelayanan cepat mengandalkan aplikasi mobile dan koneksi internet di 189 desa, menjadi menu utama sebagai inspirasi bagi wisatawan.