1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Dinkes Banyuwangi gelar pelatihan penyuluhan keamanan pangan

Pelatihan ini menyasar industri rumahan.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 27 Oktober 2016 14:58

Merdeka.com, Banyuwangi - Dinas Kesehatan Banyuwangi bekerjasama dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Surabaya kembali mengadakan pelatihan Penyuluhan keamanan pangan. Pelatihan ini diperuntukkan industri rumah tangga pangan (IRT-P) kepada pelaku industri makanan.

Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat dan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Kurniyanto menjelaskan, pelatihan dilakukan untuk memperkuat pengawasan pangan di kalangan pelaku industri sendiri. Sehingga pemantauan kulitas produk makanan, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah.

"Kuncinya di pelaku industri makanan sendiri. Jadi tujuannya biar mereka bisa saling mengingatkan, tentang cara mengolah makanan yang benar dan aman. Bisanya kan pemerintah saja," ujar Kurniyanto kepada Merdeka Banyuwangi, (27/10).

Pelatihan ini, lanjut Kurniyanto, agar pelaku industri makanan rumah tangga bisa mendapatkan sertifikat keamanan pangan, sebagai syarat mendapatkan legalitas pengakuan keamanan makanan dari Dinas Kesehatan. Berupa nomor Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

"Biasanya setahun sekali. Untuk memfasilitasi pemohon PIRT," jelasnya.

Pada 2013-2016, pelaku industri makanan rumah tangga yang sudah mengantongi izin PIRT berjumlah sekitar 900. Namun angka tersebut, masih terhitung sedikit. Masih banyak pelaku usaha yang belum mendaftarkan diri.

"Jadi sebagian besar yang urus PIRT itu, ketika mereka mau setor produk ke luar kota atau di swalayan gak bisa. Sekarang kan harus ada PIRT. dari situ baru mereka mengurus," jelasnya.

Agar proses waktu pengurusan izin tidak mengganggu pemasaran, Dinkes Banyuwangi akan langsung memberikan PIRT sebelum ada pelatihan. Caranya terlebih dahulu melakukan peninjauan langsung ke lokasi, untuk menilai dan memberi edukasi cara membuat produk yang aman dikonsumsi.

"Jadi mereka yang ikut pelatihan ini sudah mendaftarkan diri sejak bulan Juli lalu. Ada 60 peserta yang kita undang. Nomor PIRT dikasih dulu biar usahanya bisa terus jalan. Sebelum dikasih kami tinjau langsung, bagaimana cara produksi makanan yang aman," jelasnya.

Bentuk pengawasan dari Dinkes Banyuwangi dilakukan bekerjasama dengan puskesmas yang ada di tiap desa dan kecamatan. Mulai tahun 2015, puskesmas sudah diberi alat untuk mengetes kadar bahan produksi makanan. Apakah aman untuk dikonsumi atau tidak.

"Kalau sudah produksi kami limpahkan ke puskesmas untuk memantau. Dilakukan setahun dua kali," imbuhnya.

Pelaku industri makanan yang perlu dipantau, salah satunya jajanan di sekolah-sekolah. Bila dipresentasikan, kata Kurniyanto, dari 100 pedagang di tiap sekolah, 10 persennya masih menggunakan bahan yang tidak aman dikonsumsi. Mulai dari boraks (pengenyal makanan), rodamin (pewarna makanan) sampai formalin sebagai pengawet.

Pemateri pelatihan dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Surabaya, Nur Hidayah memberikan beragam materi tentang pengelolaan makanan sampai pengemasan yang aman.

"Plastik itu mengandung alkrilonitril dan vinilasetat yang dapat memicu kanker. Plastik aslinya berwarna putih jernih dan yang berbahaya adalah plastik yang berwarna. Karena berasal dari plastik bekas," ujar Nur Hidayah saat menyampaikan salah satu materi kepada para peserta.

(MH/MUA)
  1. Bisnis
  2. Industri Makanan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA