"Ini jadi apresiasi bagi kami, sehingga mendorong agar muncul lagi karya-karya baru," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur yang dulu tidak dianggap dan memiliki akses yang jauh dari kota besar kini terus menjadi tempat belajar lembaga-lembaga tinggi negara. Setiap minggu selalu ada pemerintah daerah lain atau lembaga tinggi negara yang melakukan studi di Banyuwangi.
Sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Agung, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDT) yang belajar ke Banyuwangi, Selasa (7/8).
Kemendes PDT sendiri memiliki 4 program untuk desa-desa, seperti produk unggulan perdesaan (Prukades), embung desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan terakhir Sarana Olahraga Desa (Raga Desa). Mereka akan melihat penerapannya, sekaligus menyaksikan langsung praktik Smart Kampung di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
"Saya punya mentor asli Banyuwangi, dulu saya ejek karena saat pulang kampung jauh sekali, sedangkan saya turun Pati, Jawa Tengah. Sekarang malah dia naik pesawat, nggak usah naik mobil dong, katanya," kata Kepala Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kemendes PDT, Sumarlan, di Banyuwangi.
Dia mengatakan kini sering mendengar berbagai kemajuan yang dicapai pemerintah daerah dan masyarakat Bumi Blambangan. Dan hari ini disaksikannya sendiri berbagai kemajuan tersebut.
Sumarlan mengatakan, datang ke Banyuwangi untuk ambil pelajaran yang bisa diterapkan di lembaga kementerian tempatnya bekerja dan kampung halamannya, Pati. Dikatakannya, Pati memiliki potensi pertanian dan perikanan yang besar sebagaimana yang dimiliki Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, antusiasme kementerian dan lembaga tinggi lainnya merupakan apresiasi bagi Pemkab Banyuwangi. Dia merasa hal itu harus menjadi pendorong agar barsama masyarakat, Pemerintah Daerah Banyuwangi, terus menemukan inovasi di lingkungan pemerintahan.
Selama ini perencanaan anggaran desa e-Village Budgetting, pengawasan pembangunan desa e-Monitoring System, Smart Kampung yang berisi sepaket standar pelayanan desa, hingga aplikasi kepegawaian menjadi inovasi yang banyak dipelajari daerah lain. Yang terbaru berupa aplikasi Android bernama Jalin Kasih Banyuwangi dimana bisa ditemukan titik-titik warga yang berhak menerima bantuan sosial seperti pencegahan putus sekolah, pemberian makanan gratis, hingga para penerima beasiswa.
"Ini jadi apresiasi bagi kami, sehingga mendorong agar muncul lagi karya-karya baru. Sehingga tidak hanya karena destinasi saja orang ke Banyuwangi, tapi juga karena ilmu dan pengalaman yang kita bagikan,"katanya.