"Dia (Kezya) akan dilatih oleh Septian Dwi Caahyo (aktor ibu kota yang dikenal dengan pantomim) di Jakarta selama tujuh hari," ujar Tanti.
Merdeka.com, Banyuwangi - Gayanya masih khas anak-anak; imut dan lucu. Bicaranya juga masih spontan dan lugu. Bahkan, saat berhadapan dengan Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, anak ini masih tampak begitu menggemaskan.
Kepada Anas dia mengaku hendak berangkat ke Amerika Serikat, mengikuti kompetisi Odyssey of the Mind pada 25 Mei 216 mendatang. Selain mengikuti lomba, dia berniat ikut mempromosikan potensi Tanah Blambangan di negeri orang.
Siapa anak spesial ini? Dialah Shafilano Kezya Effendi (10), warga Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Kezya, begitulah sulung dua bersaudara ini dipanggil. Saat ini, putri pasangan Slamet Effendi dan Lufi Kurniawati ini masih duduk di bangku kelas IV SD Negeri 1 Ketapang.
Meski masih anak-anak, soal prestasi Kezya, jangan ditanya. Segudang prestasi di dunia olah vokal sudah pernah diraihnya. Dan saat ini, dia satu-satunya anak Banyuwangi yang terpilih mengikuti kompetisi drama opera di Amerika.
Sebelum berangkat ke Negeri Paman Sam, dengan ditemani Tanti, guru pendampingnya dan Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono, Kezya menemui Bupati Anas di rungan kerjanya, Senin sore (16/5). Dia ingin minta doa restu, serta saran-saran bupati untuk bekal. "Besok pagi (Selasa, 17 Mei) saya ke Jakarta dulu untuk pelatihan," kata Kezya kepada Anas.
"Dia (Kezya) akan dilatih oleh Septian Dwi Caahyo (aktor ibu kota yang dikenal dengan pantomim) di Jakarta selama tujuh hari, kemudian langsung diberangkatkan ke Amerika," ujar Tanti menambahkan.
Tujuan kami ke sini, lanjut guru berhijab ini, meminta restu dari Pak Bupati (Anas). "Kezya juga minta saran, nanti di Amerika apa yang harus dilakukan untuk mempromosikan Banyuwangi. Karena di kompetisi itu, Kezya dan anak-anak lainnya diminta menunjukkan produk-produk unggulan daerah," kata Tanti.
Anas menjawab, "pertama, sebelum berangkat, Kezya harus minta doa restu dulu dari orang tua, khususnya pada ibu. Kemudian, berdoa minta pada Allah. Kezya muslim?," kata Anas dijawab anggukan oleh Kezya untuk mengiyakan kalau dia muslim.
Jadi, lanjut Anas, sebelum berangkat, yang utama adalah doa dan restu orang tua. "Nanti malam salat, berdoa pada Allah. Salat Tahajud dulu ya Kezya. Kezya harus bersyukur kepada Allah, agar diberi kemudahan. Tidak gugup saat ada di panggung. Kalau bicara sama orang, jangan minder, lihat orangnya, tidak boleh lihat ke mana-mana saat bicara sama orang," kata Anas memberi petuah.
Kepada Kezya, suami Ipuk Fietiandani ini juga menyarankan gadis kecil ini banyak membaca literatur soal Tanah Blambangan. "Banyak orang pinter, tapi selalu gugup saat di panggung. Makanya Kezya harus berdoa, dan banyak baca-baca, khususnya soal Banyuwangi. Sehingga kalau ditanya soal Banyuwangi bisa menjawab," tuturnya.
Kemudian untuk produk-produk Banyuwangi yang wajib dipromosikan, sesuai permintaan panitia penyelenggara Odyssey of the Mind, Anas menunjukkan situs Banyuwangi Mall. "Nah, nanti Kezya tak perlu repot bawa barang. Cukup tunjukkan saja, situs banyuwangi-mall.com. Semua produk Banyuwangi ada di sini."
"Kalau teman-teman lain mungkin harus bawa produknya, tapi kita sudah ada Banyuwangi Mall. Soal Banyuwangi, Kezya juga bisa memperlihatkan video di youtube. Di situ ada video soal bwi international paradise. Itu nanti juga bisa ditunjukkan Kezya di Amerika," ujarnya.
Sementaraa usai menemui Bupati Anas, Kezya bercerita soal cita-citanya. Kelak, jika sudah dewasa, dia ingin menjadi artis profesional. Untuk itulah, sejak usia tiga tahun dia selalu mengikuti lomba menyanyi, termasuk Indonesian Idol Junior.
"Saya pinginnya nanti, kalau sudah besar jadi penyanyi, jadi artis profesional. Saya suka musik, nari. Saya juga bisa main piano, bisa baca puisi dan pidato," kata Kezya.
Gadis cilik ini juga menceritakan, sejak umur satu tahun sudah sering mengikuti lomba joget. Kemudian saat usia tiga tahun, dia pernah ikuti lomba nyanyi tingkat provinsi. Sayang saat itu dia kalah. "Kemudian sama mama diikutkan kursus vokal. Waktu kelas 3 SD, belajar main piano. Waktu ikut lomba kabupaten menang. Tingkat provinsi juga juara 1. Kemudian ikut Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Palembang tahun kemarin (2015) dan juara 2," ujarnya.
Selanjutnya, di bulan April 2016, dia mendapat undangan ke Amerika mengikuti Odyssey of the Mind. "Ada tujuh anak yang diundang. Dan saya satu-satunya yang mewakili Banyuwangi ke Amerika. Sebelum berangkat, saya ikut pelatihan dulu di Jakarta," katanya lagi.
Dalam drama opera yang akan dipentaskan di Amerika itu, Kezya didapuk menjadi burung camar yang pandai menyanyi. "Lagunya harus dibuat sendiri. Saya bikin sendiri lagunya dalam Bahasa Inggris. Jadi semua yang ikut juga disuruh bikin lagunya sendiri-sendiri," ungkap Kezya.
Sebelum menutup perbincangannya, Kezya menyempatkan diri menyanyikan lagu yang dibuatnya, dan akan ikut dipentaskannya di Amerikan bersama tujuh anak-anak daerah lain. "Judulnya I am free. I am free, and i am free, i can fly again to see the world," ucap Kezya dalam petikan lagu yang dibuatnya untuk drama opera di Amerika nanti.