"Petugas antarnya ada dua, jadi dibagi dua, saya mengantarkan yang 18. Ada yang di bagian selatan dan utara, soalnya kalau telat kasihan".
Merdeka.com, Banyuwangi - Toni Purnomo salah satu petugas pengantar program Rantang Kasih setiap pukul 08.00 WIB menyiapkan puluhan rantang di sepeda motornya. Kemudian Toni berangkat dari rumah menuju warung sekitar yang akan mengisi menu makanan di masing-masing rantang.
"Saya bawa 18 belas rantang setiap hari, setelah diisi keliling ke rumah-rumah warga Lansia yang sudah ditandai mendapat bantuan Rantang Kasih," ujar Toni usai mengantar makanan di kawasan Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (11/4).
Dua jam kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB, Toni sudah selesai mengantar makanan untuk para Lansia. Dia menjelaskan, seluruh Kecamatan Singojuruh dari 11 desa, ada 33 warga Lansia yang setiap hari dikirimi makanan bergizi.
"Petugas antarnya ada dua, jadi dibagi dua, saya mengantarkan yang 18. Ada yang di bagian selatan dan utara, soalnya kalau telat kasihan," jelasnya.
Toni megatakan, program Rantang Kasih menurutnya sudah tepat sasaran. Dalam artian penerima memang dari kalangan Lansia, miskin, dan hidup sendiri.
"Menurut saya ya sudah tepat sasaran. Ada yang hidup sendiri, ada juga yang hanya sama cucunya," terangnya.
Toni juga punya cerita unik saat mengantar makanan dalam rantang. Setiap hari dia mendapatkan pertanyaan yang sama dari salah satu warga Lansia.
"Dengan pertanyaan sama, setiap hari selalu tanya, sehat Nak?, Ini makanan dari siapa. Ya namanya orang tua, dia sudah pikun, padahal tiap hari saya yang antar," ujarnya.
Sementara itu, Mamet pengelola warung di Singojuruh, merasa diuntungkan dengan adanya program Rantang Kasih. Setiap hari, dia sudah pasti mendapatkan keuntungan dari setiap makanan yang dibeli dalam program tersebut.
"Ya jelas bisa bantu pendapatan warung. Per porsi anggaran yang diberi Rp 12 ribu," ujarnya.
Setiap hari, Mamet selalu memasakkan kuliner yang berbeda untuk Rantang Kasih, harapannya agar penerima bantuan tidak merasa bosan.
"Menunya hari ini tahu bumbu, ada kerupuk, ada jajanan kue kayak apem. Dan setiap hari saya masakkan beda-beda biar enggak bosan, kadang soto, ikan laut, dan telur," jelasnya.
Rantang Kasih, merupakan program Pemkab Banyuwangi untuk memberi perhatian kepada warga Lansia, kurang mampu dan terutama yang hidup sendiri.
Program ini merata di seluruh kecamatan di Banyuwangi untuk 2.000 Lansia yang tercatat dengan anggaran awal dari APBD Rp 5,5 miliar pada akhir tahun lalu.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, Program Rantang Kasih juga bersinergi dengan pihak swasta yang ingin menyumbang. Biar tepat sasaran caranya bisa langsung ke petugas kecamatan atau warung yang membuatkan menu rantang.
"Pemda tidak mungkin bisa membereskan semua hal. Jadi butuh kolaborasi. Pemda bisa bantu 2000 orang, tapi kalau dibantu keroyokan, bisa lebih dari itu," jelasnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, penerima program Rantang Kasih juga bisa dipantau melalui apilasi Jalin Kasih yang bisa diunduh di Playstore. Aplikasi tersebut, berisi peta data kependuukan warga miskin di Banyuwangi berbasis geospasial.
Detail permasalahan kemiskinan sudah dipetakan, mulai dari pendiikan, rumah tidak layak hingga persoalan kesehatan.
Bila ingin membantu di masalah pendidikan, kata Anas, ada program Garda Ampuh. Kemudian program selain pendidikan bernama Bedah Rumah, Banyuwangi Cerdas dan Rantang Kasih.
"Jadi bisa lebih tepat sasaran dan mengajak orang untuk saling membantu," katanya.