1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Hari peduli sampah nasional, SMAK Hikmah Mandala bikin ecobricks

"Moto kami juga sekolah yang berwawasan ekologi," ujar Catur Wibawa.

SMA Katolik Hikmah Mandala . ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 21 Februari 2018 11:18

Merdeka.com, Banyuwangi - SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi mengumpulkan 257 siswa-siswinya untuk membuat bata ekologis (eco-bricks). Hal ini dilakukan untuk memperingti Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada hari Rabu(21/2)ini.

Sistem eco-bricks dinilai efektif untuk memanfaatkan sampah plastik yang sulit didaur ulang. Caranya cukup menyediakan botol air mineral bekas dan mengumpulkan sampah plastik untuk kemudian dimasukkan ke dalam botol mineral hingga padat.

Sejak pagi, para siswa-siswi terlihat sibuk memasukkan sampah sampah plastik ke dalam bekas botol mineral. Hasilnya, ratusan batu bata alami tersebut bakal disusun untuk menjadi tulisan 'Eco Scholl Hikmah Mandala'.

"Moto kami juga sekolah yang berwawasan ekologi," ujar Kepala Sekolah SMAK Hikmah Mandala, Catur Wibawa saat mendampingi para siswa, Rabu (21/2).

Catur juga meminta agar di sekolah Hikmah Mandala harus bebas dari sampah. Bila ada siswa-siswi yang membawa sumber sampah, harus dimasukkan ke dalam tas untuk dibawa pulang, atau masuk dalam botol ecobricks-nya.

Kedepan, dia juga meminta para guru, karyawan dan semua siswa untuk membuat dan mengumpulkan tiga botol eco-bricks yang isinya sampah plastik yang tidak bisa diurai.

"Dari pada saya setiap hari nyuruh Anak-anak ambil sampah,ya pakai ini. Juga ada peraturan baru dilarang membawa bungkus makanan dari styrofoam, karena itu tidak bisa didaur ulang," kata dia.

Sistem eco-bricks ini bisa memadatkan sampah dari satu botol air mineral berukuran 600 mili liter bisa diisi sampah plastik hingga beratnya mencapai 200 gram.

Semua sampah plastik harus dimasukkan secara bertahap sambil dipadatkan dengan cara ditusuk menggunakan kayu. "Nanti hasilnya batu bata ramah lingkungan ini bisa jadi bahan pembuatan buat pot, tempat sampah, kursi, meja dan lainnya," kata dia.

Selain eco-bricks, Catur juga rutin membuat kompos dari sampah organik pepohonan di area sekolahnya sejak 5 tahun yang lalu. Setiap bulannya, SMAK Hikmah Mandala sudah memproduksi pupuk kompos sekitar 300-400 kantong plastik berukuran 5 kilogram dan 100 karung berukuran berat 25 kilogram.

"Sampah organiknya dari daun-daun di sekolah sini. Ditambah dengan masing-masing seper tiga limbah serabut kelapa dan pupuk kandang," katanya.

 

(ES/MUA)
  1. Info Kota
  2. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA