1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Hindari penyakit, ratusan siswa SD di Banyuwangi minum obat cacing barengĀ 

"Orang dewasa dan anak-anak sama-sama berisiko, tapi orang dewasa biasanya lebih peduli pada kebersihan diri," kata Efi.

Saat bocah SD di Banyuwangi minum obat cacing bareng. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Selasa, 14 Agustus 2018 12:14

Merdeka.com, Banyuwangi - Sebanyak 341 orang siswa SDN 1 Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengikuti acara minum obat cacing bersama di sekolah mereka, hari ini, Senin (13/8). Obat mereka terima secara gratis dari Puskesmas Gendoh, yang mendapatkannya dari Dinas Kesehatan Banyuwangi.

Pada umumnya anak-anak Banyuwangi dianjurkan minum obat cacing sekali dalam setahun karena tingkat risiko di daerah ujung timur Pulau Jawa itu berstatus sedang. Kelompok anak-anak yang dianjurkan minum obat untuk penyakit khas di wilayah beriklim tropis itu dari mereka yang berusia 12 bulan sampai mereka yang berusia 12 tahun.

"Orang dewasa dan anak-anak sama-sama berisiko, tapi orang dewasa biasanya lebih peduli pada kebersihan diri, kebersihan tangan sebelum makan, dan kebersihan makanannya. Jadi orang dewasa memang lebih jarang yang terkena kecacingan," kata dokter Efi Puji yang bertugas di Puskesmas Gendoh.

Dia mengatakan pada orang dewasa penyakit cacingan atau kecacingan memiliki gejala seperti alergi karena badan terasa gatal. Sedangkan pada anak-anak bisa berupa anemia, cepat lelah, kurang gizi, badan kurus tapi perut buncit, hingga cacing yang terlihat keluar dari tinja dan muntahan mereka.

Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan adanya cacing di dalam usus, bisa berupa cacing pita, kremi, atau cacing tambang. Jenis cacing yang paling sering ditemukan membuat anak-anak sakit adalah cacing kremi. Obat yang diberikan hari ini berfungsi membunuh cacing itu, bukan sebagai kekebalan di masa-masa mendatang.

Diiringi lagu panduan, mereka juga diajarkan 6 langkah cuci tangan dengan baik agar tangan bersih sebelum makan dan menghindari cacing kembali masuk ke usus. Secara berurutan mereka menggosok 2 telapak tangan, menggosok punggung 2 tangan, menjabatkan tangan kanan dan kiri, membersihkan ibu jari 2 tangan, membersihkan sela-sela jari tangan, hingga memutar ujung jari tangan ke telapak tangan satunya.

Melalui pengeras suara, pihak puskesmas mengatakan agar mereka melakukan cuci tangan di rumah dengan menggunakan sabun.

"Kecacingan disebabkan makan sembarangan, tidak cuci tangan, sayur tidak dimasak sampai matang sehingga masih ada larva yang masuk ke usus dan tumbuh menjadi cacing. Kalau makan parutan kelapa itu tidak menyebabkan cacing kremi, mitosnya begitu, tapi tidak," kata dokter berhijab itu lagi.

Obat yang diberikan dan diminum masing-masing siswa dengan bantuan air mineral gelas itu berbau kurang sedap seperti bawang, hingga beberapa anak memuntahkannya. Efi mengatakan beberapa siswa itu tetap akan dicoba meminum obat dengan cara lain untuk membunuh cacing di dalam usus mereka.

Dia menjelaskan obat cacing yang diiklankan di televisi pada dasarnya sama dengan yang diberikan pemerintah, namun rasa produk terkenal lebih enak sebagai strategi penjualan mereka.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA