1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ini 5 tempat wisata Banyuwangi yang berpadu dengan upaya budidaya air tawar

Disperipangan Kabupaten Banyuwangi memberikan bantuan 7.500 ekor bibit koi yang kemudian dibudidayakan di sawah warga.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas . ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Minggu, 20 Mei 2018 16:22

Merdeka.com, Banyuwangi - Pariwisata bagi Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, tidak melulu soal menarik kunjungan wisatawan, melainkan juga untuk menguatkan sektor-sektor lain. Misalnya Festival Gintangan untuk meningkatkan sektor ekonomi kreatif masyarakat berupa kerajinan anyaman bambu.

Di sisi lain ada sektor pertanian, tepatnya budidaya ikan air tawar, yang juga tengah digalakkan dengan penguatan konsep wisata.

"Pariwisata tidak hanya soal mendatangkan wisatawan, tetapi bagaimana masyarakat dan pemerintah sama-sama berpartisipasi menggerakkan berbagai sektor, baik itu pertanian, pendidikan, dan budaya,"kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Merdeka Banyuwangi,
Minggu (20/5).

Banyuwangi sendiri tengah membangun 5 destinasi wisata masyarakat yang
dipadukan dengan upaya budidaya air tawar :

1. kampung jopuro

Kampung Jopuro berada di Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah yang tadinya merupakan sungai jernih biasa yang dikelilingi ladang selada dan terasering sawah. Sejak Januari 2018, pemuda setempat aktif membuat kolam dengan cara membendung sungai menggunakan bongkahan batu
besar dan kecil.

Kolam berarus cukup deras dengan panjang dan lebar sekitar 10 meter itu menjadi tempat favorit wisatawan mengajak anak-anak bermain air. Sawah selada yang mengelilingi kolam menambah segar pandangan, wisatawan juga bisa membeli saat warga setempat memanennya.

Sementara itu Dinas Perikanan dan Pangan (Disperipangan) Kabupaten Banyuwangi memberikan bantuan 7.500 ekor bibit koi yang kemudian dibudidayakan di sawah warga. Dengan dibatasi jaring, ikan-ikan itu tumbuh semakin besar di sela-sela tanaman padi. Selain itu juga ada ribuan bibit jenis nila dan tombro kembali dilepaskan ke sawah warga sebulan lalu.

Kepala Disperipangan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo mengatakan, Jopuro memiliki air berkualitas yang bagus untuk budidaya ikan.

"Rencananya ada budi daya ikan sidat, nila, dan patin. Tetapi yang paling utama utama sidat," ungkapnya.

2. kampung gurami srono

Warga Desa Sukamaju, Kecamatan Srono memang memiliki sejarah budidaya ikan gurami sejak tahun 2001. Hingga tahun 2003 mereka memiliki 15 hektare sawah yang digunakan membudidayakan ikan. Namun mulai tahun 2008 mereka beralih tanaman dari padi ke cabai
sehingga tidak lagi bisa melakukan mina padi dengan ikan gurami. Saat harga cabai turun di tahun 2010, mereka mulai kembali lagi ke sawah padi dan gurami. Kini bisa didapati ikan-ikan gurami di kolam atau sawah milik 30 orang warga anggota kelompok budidaya ikan air tawar. Bahkan ibu-ibu di dapur tidak mau kalah dengan membuat camilan keripik gurami dan berbagai olahan menarik berbahan gurami. Di tempat itu, wisatawan bisa menangkap ikan di kolam, bakar ikan sendiri, menikmati masakan olahan gurami, membeli oleh-oleh keripik gurami atau bibit ikan gurami.

3. keramba koi waduk lecari

Waduk Lecari yang berada di Dusun Sumberejo, Desa Wringinagung,
Kecamatan Gambiran, Banyuwangi memiliki keramba berisi ikan koi yang
disediakan untuk edukasi anak-anak. Di luar keramba, juga telah ditebar 23 ribu ekor bibit ikan patin.

"Waduk ini akan menjadi sentra patin di Banyuwangi. Saat ini sudah ada
perahu wisata, dan warung terapung. Tetapi memang belum sempurna, karena
masih dalam rintisan," ujar Hary.

Dia mengatakan, konsep dari Wisata Indah Lecari ini adalah wisata terapung. Di tempat ini disiapkan perahu wisata, kerambah, kuliner warung tepi sungai, dan warung terapung dengan menu khas kuliner olahan ikan patin.

4. parit jernih desa jajag

Parit-parit jernih di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran kini berisi beragam ikan air tawar seperti nila, tombro dan koi. Aliran air sedalam 70 sentimeter yang menjadi tempat ikan berwarna-warni mondar-mandir menjadi wahana edukasi anak-anak sekolah TK hingga SD.

Tersedia juga gubuk-gubuk hasil gotong-royong warga yang menjadi tempat pengunjung beristirahat dan menikmati suasana.

Hasil itu tidak lepas dari upaya pemerintah desa setempat yang membuat peraturan desa (perdes) nomor 1 tahun 2018 yang mengatur warga agar tidak melakukan penyetruman, menjala dan menggunakan obat untuk menangkap ikan di irigasi sungai desa.

Titik pertama di irigasi Banyu Bening sepanjang 200 meter dengan 16 ribu benih ikan. Kemudian di Banyu Bening 2, sepanjang 250 meter dengan 8 ribu ikan, dan Banyu Bening 3 sepanjang 400 meter dengan 8 ribu ikan. Satu lagi di Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dengan 6 ribu ikan. Masing-masing pembatas diberi jaring agar ikan tetap berkumpul.

5. wahana memancing desa kaliploso

Warga Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring telah kompak menjaga kebersihan sungai untuk pengembangan pasar kuliner tradisional dan lokasi pemancingan. Sungai Kaliploso juga sempat menjuarai lomba kali bersih karena kebersihan airnya dan tata ruang yang alami tanpa
bangunan di tepinya.

Santoso salah satu warga sekitar sungai Kaliploso mengaku senang karena warganya semakin kompak dengan adanya program kali bersih.

"Warga jadi rukun gotong royong, menanam bunga, dan membangun tempat
pemancingan ikan," katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pertanian
  2. Festival Banyuwangi 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA