1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Wabup Banyuwangi pastikan bantuan pangan non tunai berkualitas dan bermutu

"Ini program pemerintah, kita harus hati-hati, masyarakat harus menerima dengan kualitas yang baik. Kalau jelek silahkan protes ya".

bantuan pangan non tunai. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 21 Mei 2018 14:13

Merdeka.com, Banyuwangi - Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko meninjau lokasi pembagian bantuan pangan non tunai di Desa Kembiritan dan Kalisetail, Kecamatan Genteng. Yusuf memastikan pembagian beras dan telur kepada warga kurang mampu harus bermutu.

"Ini program pemerintah, kita harus hati-hati, masyarakat harus menerima dengan kualitas yang baik. Kalau jelek silahkan protes ya. Biar ditangani Pak Camat," ujar Yusuf kepada para penerima bantuan pangan non tunai, Senin (21/5).

Bantuan pangan non tunai merupakan program Kementerian Sosial yang diberikan lebih tepat sasaran. Masing-masing warga kurang mampu per bulan menerima uang Rp 110.000 melalui kartu subsidi untuk dibelikan kebutuhan sembako seperti beras dan telur.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi, Peni Handayani mengatakan, keluarga penerima manfaat di Banyuwangi yang mendapatkan bantuan pangan non tunai berjumlah 101 ribu kelurga, turun dari tahun sebelumnya berjumlah 117 ribu keluarga.

"Kalau ekonominya bagus, dicabut kartunya untuk diganti yang lain, kepada yang miskin," kata dia.

Bantuan pangan non tunai, bisa dibelikan sembako melalui Rumah Pangan Kita (RPK) melalui Bulog dan E- Warung dari agen bank. Sementara di Banyuwangi, pembagian bantuan dilakukan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Menariknya, kata Peni warga penerima bantuan bisa memilih kualitas beras mulai dari premium, medium dan biasa.

"Yang pasti disesuaikan dengan harganya, kalau yang premium bisa dapat beras Rp 10 kg dan telur 0,5 kg seperti yang dibagikan saat ini," jelasnya.

Yati (60) warga Dusun Jalen, Desa Stail yang menerima bantuan pangan non tunai mengaku lebih senang dibandingkan program Raskin dan Rastra sebelumnya.

"Kalau sebelumnya masih dibagi-bagi lewat kepala dusun, berasnya kadang jelek, dan masih ada uang pengganti untuk transportasi, kalau sekarang murni gratis. Ini saya bisa pilih jenis berasnya juga," katanya.

(ES/MUA)
  1. Bantuan Pemerintah
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA