1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Kalapas Kelas II B Banyuwangi klaim tak ada kamar istimewa

"Kita laporkan ke Kementerian Hukum dan Ham setiap ada penggeledahan. Kalaupun saya di luar kota, kami tetap berkomunikasi".

Kegiatan olah raga Lapas Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 26 Juli 2018 10:10

Merdeka.com, Banyuwangi - Kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Kalapas Sukamiskin, Jawa Barat terkait jual beli kamar dan fasilitas tidak terjadi di Banyuwangi. Petugas keamanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Banyuwangi semakin sering melakukan penggeledahan pada ruang tahanan secara bergantian. Bila biasanya dilakukan 2 kali seminggu, dalam 3 hari terakhir telah dilakukan 3 kali kunjungan pemeriksaan ke kamar para tahanan.

Pengamanan pada alur besuk keluarga juga ditambah dan diperketat. Selain itu untuk jadwal besuk di Lapas Banyuwangi dibedakan pada narapidana kasus umum dan kasus narkoba. Bila keluarga narapidana narkoba boleh menjenguk pada hari Selasa dan Kamis, sementara untuk keluarga narapidana umum pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu.

Kepala Lapas Banyuwangi Ketut Akbar Herry Achjar, mengatakan kerapnya penggeledahan yang dilakukan bukan terkait ditemukannya 'kamar mewah' di Lapas Kelas 1 Sukamiskin, Jawa Barat. Dia menjelaskan di Lapas
Banyuwangi juga tidak ada 'kamar mewah', temuan-temuan yang kerap didapatkan di antaranya gawai, korek, gunting, atau sendok makan.

"Ini kegiatan rutin kita, bukan insidentil saja. Dan kita laporkan ke Kementerian Hukum dan Ham setiap ada penggeledahan. Kalaupun saya di luar kota, kami tetap berkomunikasi. Lalu saya berpesan ke petugas
yang melakukan penggeledahan agar mereka berhati-hati," kata Akbar di kantornya, Rabu (25/7).

Dia mengatakan permasalahan utama Lapas Banyuwangi justru jumlah narapidana yang banyaknya jauh melebihi kapasitas yang tersedia. Lapas tersebut memiliki 55 kamar umum dan 1 kamar untuk tahanan anak-anak, yang disiapkan untuk total 260 orang. Namun jumlah tahanan saat ini sebanyak 1.023 atau 400 persen dari jumlah hunian ideal bangunan lapas.

Akbar mengatakan untuk menghindari konflik dalam kepadatan hunian itu, tahanan mendapatkan jadwal kegiatan yang padat dan positif. Di antaranya kegiatan agama di pagi hari, kriya, hiburan, kesenian, dan
olahraga voli di sore hari yang semuanya didesain oleh tim kreatif lapas.

"Kami berusaha menjaga keamanan lapas dengan menyelenggarakan banyak aktifitas. Ketika mereka aktif, tidak akan bengong lalu berfikir yang tidak-tidak dan bikin masalah. Itu yang kami hindari," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA